Jakarta – Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terungkap bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai angka mengejutkan, yaitu 7,47 juta jiwa hingga Agustus 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan dari 7,20 juta pada akhir Februari 2024, menandai tantangan besar yang dihadapi menjelang akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo.
Data BPS mengungkapkan bahwa dari total angkatan kerja yang mencapai 4,40 juta orang, hanya 4,79 juta yang berhasil mendapatkan pekerjaan, sementara sisanya masih terjebak dalam lingkaran pengangguran. Jika dibandingkan dengan data Agustus 2023, di mana jumlah pengangguran mencapai 7,86 juta, terdapat penurunan sebesar 390 ribu orang.
Pengangguran lebih banyak terjadi di kawasan perkotaan dengan persentase 5,79 persen, sementara di pedesaan hanya 3,67 persen. Berdasarkan jenis kelamin, pengangguran laki-laki tercatat sebesar 4,90 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan perempuan yang mencapai 4,92 persen.
Dari segi pendidikan, lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) mendominasi angka pengangguran dengan persentase 30,72 persen pada Agustus 2024. Sebaliknya, tingkat pengangguran terendah ditemukan pada lulusan Diploma I/II/III dan Diploma IV, S1, S2, S3, masing-masing sebesar 2,29 persen dan 11,28 persen.
Pengangguran paling banyak terjadi pada kelompok usia muda, yaitu 15-24 tahun, dengan persentase mencapai 17,32 persen. Sementara itu, kelompok usia tua (60 tahun ke atas) memiliki tingkat pengangguran terendah, yaitu sebesar 1,49 persen.