Gaza Dilanda Krisis Air, Perparah Kondisi di Tengah Serangan Israel yang Betubi

Husni Rachma
3 Min Read

HALUAN.CO – Selain serangan militer Israel yang tiada henti dan krisis pangan, warga Gaza kini harus menghadapi krisis air bersih yang memperparah situasi kemanusiaan.

Kondisi sanitasi yang memburuk, rusaknya infrastruktur, dan limpahan limbah ke pemukiman menyebabkan kehidupan warga Gaza semakin terancam. Selama hampir dua tahun konflik Israel-Hamas, lebih dari 80 persen infrastruktur air telah hancur.

“Saya merasa tubuh ini mengering dari dalam. Rasa haus menyedot semua energi saya dan anak-anak,” kata Um Nidal Abu Nahl, warga Kota Gaza.

Air bersih makin sulit didapat. Truk-truk air datang tidak menentu, sementara keran umum dari LSM tidak cukup melayani seluruh pengungsi. Upaya Israel menyambungkan kembali sebagian pipa air dari jaringan Mekorot tidak maksimal karena distribusi lokal rusak.

Listrik yang seharusnya mendukung aliran air juga padam hampir dua pekan, menurut Assem Al Nabih. Sumur-sumur rusak, tidak aman, atau terkontaminasi limbah, dan keterbatasan bahan bakar menghambat pengoperasian pompa air. Hanya satu instalasi desalinasi yang kembali berfungsi setelah listrik pulih sebagian.

Tumpukan Limbah dan Air Tercemar

Berita Lainnya  Serangan Israel di Suriah: 10 Tewas di Depot Senjata Hizbullah!

Lebih dari 75 persen sumur tak lagi berfungsi, 85 persen alat berat rusak, dan jaringan air maupun saluran pembuangan mengalami kerusakan parah. Sampah menumpuk hingga ratusan ribu ton, menyebabkan air menggenang dan mencemari lingkungan.

“Limbah membanjiri kawasan tempat tinggal akibat kerusakan jaringan,” ujar Mohammed Abu Sukhayla.

Warga terpaksa mengambil air dari sumber dangkal meski tidak layak minum. Air tanah di Gaza mengandung kadar garam tinggi dan nyaris seluruhnya tidak aman untuk dikonsumsi, seperti disampaikan dalam laporan UNICEF.

Namun, sebagian warga masih menganggap air payau aman. Petugas kemanusiaan mengingatkan, konsumsi air semacam itu bisa membahayakan ginjal dalam jangka panjang.

Ancaman Penyakit dan Krisis Bertambah

Kondisi ini memperburuk risiko penyebaran penyakit. Cuaca panas ekstrem mempercepat penyebaran, terutama karena sanitasi yang nyaris tidak berfungsi.

“Seperti halnya makanan, air tidak boleh dijadikan alat politik,” tegas Rosalia Bollen dari UNICEF.
“Sangat sulit mengukur seberapa parah kekurangan air ini, tetapi yang jelas, kondisinya sangat genting.”

Pada 13 Juli, delapan warga tewas akibat serangan Israel saat mengantre air di kamp pengungsi Nuseirat.

Berita Lainnya  Sebagian Besar Dugaan Pelanggaran oleh Tentara Israel Belum Diberi Putusan

Sebuah proyek pipa air dari Mesir ke Al-Mawasi sepanjang 6,7 kilometer sedang dibangun dengan dukungan Uni Emirat Arab dan persetujuan Israel. Namun, proyek ini dikritik karena bisa memperkuat konsentrasi pengungsi Palestina di Gaza selatan.

Tokoh masyarakat Gaza pada 24 Juli menyerukan bantuan air, perbaikan fasilitas, serta pasokan bahan bakar segera demi menyelamatkan warga.

“Kurangnya akses dan kerentanan lingkungan membuat semuanya jadi berlipat ganda,” ujar seorang diplomat.

“Kami tahu airnya kotor, tapi kami tidak punya pilihan,” ucap Mahmoud Deeb.
“Di rumah, semua orang merasa haus. Rasa itu membuat kami takut, dan membuat kami merasa tak berdaya.”

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *