HALUAN.CO – Sebuah peristiwa menyayat hati terjadi di Jalur Gaza, di mana seorang remaja Palestina meregang nyawa setelah tertimpa paket bantuan kemanusiaan yang dijatuhkan dari udara. Kejadian itu berlangsung saat remaja berusia 15 tahun tersebut sedang berada di area Koridor Netzarim, Gaza tengah, menunggu bantuan dari airdrop pesawat.
Korban, yang diidentifikasi oleh media Gaza sebagai Muhannad Zakaria Eid (15), menjadi salah satu korban dari cara distribusi bantuan yang banyak dikritik ini. Hal ini dilaporkan oleh Al Jazeera, Senin (11/8/2025).
Sebuah rekaman video yang telah diverifikasi memperlihatkan saat paket bantuan jatuh dan menghantam remaja tersebut. Beberapa orang segera menghampiri dan berusaha memberikan pertolongan, terlihat dalam video tersebut wajah korban dipenuhi darah. Upaya penyelamatan dilakukan, termasuk tindakan resusitasi.
Seorang pria dewasa, yang disebut sebagai saudara laki-laki korban, terlihat menggendongnya menjauh dari lokasi. Namun, nyawa remaja itu tidak berhasil diselamatkan. Jenazahnya kemudian dibawa ke Rumah Sakit al-Awda di Nuseirat, dan dalam rekaman lainnya terlihat sang ayah memeluk erat tubuh anaknya dengan penuh kesedihan.
Kakak korban menjelaskan kepada Reuters, Senin (11/8/2025), “Meskipun kelaparan dan kondisi hidup yang sulit, saudara laki-laki saya pergi untuk mengambil bantuan yang dijatuhkan ke laut oleh pesawat. Sebuah kotak jatuh tepat menimpa dirinya dan dia martir,”
Ia juga menyampaikan kritik terhadap mekanisme bantuan, “Mereka (negara-negara yang terlibat dalam airdrop bantuan) tidak dapat memasukkan bantuan melalui perlintasan perbatasan, tetapi mereka menjatuhkannya di atas kami dan membunuh anak-anak kami. Seorang anak tewas di Zawayda dan di sana di sini, dan tidak ada yang peduli pada kami. Cukuplah Allah bagi kami, menghadapi mereka dan bantuan mereka.”
Organisasi PBB sebelumnya telah berulang kali menekankan bahwa pengiriman bantuan melalui udara sangat tidak ideal. Metode ini dinilai berisiko tinggi, mahal, dan tidak efisien, serta mendorong Israel untuk membuka akses jalur darat guna mengirimkan bantuan secara aman.
Data dari Kantor Media Pemerintah Gaza menunjukkan bahwa sejak pecahnya konflik pada Oktober 2023, setidaknya 23 warga Palestina tewas dan 124 lainnya mengalami luka akibat distribusi bantuan melalui udara.