HALUAN.CO – Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat, dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat, 15 Agustus 2025, di Alaska. Pertemuan ini digadang-gadang sebagai peluang penting untuk meredakan konflik bersenjata yang masih berlangsung di Ukraina.
Ini adalah pertemuan pertama kedua tokoh sejak KTT G20 di Jepang. Kremlin telah memastikan pertemuan tersebut dan menyebut agenda utama mereka adalah penyelesaian damai konflik, penguatan hubungan bilateral, serta pembahasan kerja sama ekonomi.
Di Eropa, pertemuan ini disambut dengan kehati-hatian. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Frederich Mers mendukung diplomasi, namun mengingatkan agar Ukraina tidak menjadi korban kesepakatan politik.
“Kami menyambut baik diplomasi, tetapi harus ada tekanan untuk Rusia,” ujar Mers. Ia menolak kompromi yang bisa melemahkan kedaulatan Ukraina.
“Ukraina harus terus didukung,” tegas Macron, menyuarakan dukungan penuh dari Eropa terhadap negara tersebut.
Kremlin menyatakan siap berdialog, namun juga memperjelas sikapnya, yakni mereka tidak akan mundur dari klaim atas wilayah yang dianggap sebagai bagian dari Federasi Rusia. Ini menunjukkan bahwa posisi Rusia masih sangat keras.
Dengan ketegangan yang masih tinggi, dunia kini menunggu hasil dari pertemuan bersejarah ini. Akankah menjadi awal perdamaian, atau justru membuka babak baru dalam konflik yang belum berakhir?