Norwegia Putuskan Divestasi dari Perusahaan Israel Imbas Krisis di Gaza

Husni Rachma
3 Min Read

HALUAN.CO – Norges Bank Investment Management, yang mengelola dana kekayaan negara Norwegia, mengonfirmasi bahwa mereka telah menjual seluruh sahamnya di sejumlah perusahaan asal Israel.

Keputusan ini diumumkan pada Senin (11/8/2025), menyusul laporan yang mengaitkan investasi lembaga tersebut dengan Bet Shemesh Engines Ltd (BSEL), pemasok komponen jet tempur untuk militer Israel.

“Langkah ini diambil sebagai respons atas keadaan yang sangat buruk. Situasi di Gaza adalah krisis kemanusiaan yang serius,” kata Nicolai Tangen, CEO Norges Bank Investment Management, seperti dikutip dari Aljazeera.

Tangen menyebutkan bahwa dari 61 perusahaan asal Israel yang sempat masuk dalam daftar investasi hingga 30 Juni, 11 di antaranya telah dijual seluruhnya.

“Kami telah menjual semuanya dan akan terus meninjau perusahaan-perusahaan Israel lain untuk kemungkinan divestasi,” ucapnya.

Ia juga menyatakan bahwa pihaknya memantau secara ketat keterlibatan perusahaan dalam konflik dan menilai kepatuhan mereka terhadap prinsip hak asasi manusia.

“Kami terus memantau manajemen risiko perusahaan di zona konflik dan menghormati hak asasi manusia,” jelasnya.

Berita Lainnya  Israel Siap Gempur Balik: Serangan Rudal Iran Memicu Aksi Balasan!

Perdana Menteri Jonas Gahr Store sebelumnya menyampaikan keprihatinannya atas keterlibatan BSEL dalam konflik, terutama karena perusahaan itu memasok suku cadang untuk jet yang digunakan dalam operasi militer Israel di Gaza.

Norwegia mengelola dana kekayaan negara terbesar di dunia, yang memiliki saham di ribuan perusahaan global. Pada tahun sebelumnya, lembaga ini juga memutus investasi di beberapa perusahaan energi dan telekomunikasi yang berbasis di Israel.

Pada bulan Juni 2025, dana pensiun utama Norwegia juga mengakhiri kerja sama dengan sejumlah perusahaan yang terlibat bisnis di Israel. Namun demikian, parlemen Norwegia menolak usulan penarikan menyeluruh dari semua perusahaan yang beroperasi di wilayah pendudukan Palestina.

Menurut analisis Reuters, lembaga keuangan di Eropa mulai menarik dukungan terhadap perusahaan-perusahaan Israel karena meningkatnya tekanan dari aktivis dan pemerintah agar menghentikan kekerasan di Gaza.

Bulan lalu, Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, menyerukan agar negara-negara memutus seluruh kerja sama ekonomi dan keuangan dengan Israel.

Berita Lainnya  Truk Hantam Kerumunan di Dekat Markas Mossad: 1 Tewas, Puluhan Terluka!

Dalam laporan bertajuk From Economy of Occupation to Economy of Genocide, ia menyebut adanya jaringan korporasi global yang mendukung proyek pengusiran dan penggantian penduduk Palestina oleh Israel.

Laporan tersebut menyoroti keterlibatan berbagai sektor industri dalam pelanggaran hak asasi, mulai dari penyedia senjata hingga perusahaan teknologi dan lembaga keuangan, yang membantu pendudukan serta tindakan kekerasan terhadap warga sipil di wilayah pendudukan.

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *