Ajib Hamdani Berani Tinggalkan ASN Hingga Pindah Kuadran Endingnya Mencapai Kesuksesan
HALUAN.CO – Banyak kisah sukses orang besar yang menginspirasi, seperti Ajib Hamdani yang berani meninggalkan aparatur sipil negara (ASN) hingga pindah kuadran untuk mencapai kesuksesan.
Seperti konsep Robert T Kiyosakhi yang mengulas soal cashflow quadrant, jalan cerita Ajib Hamdani merupakan langkah yang sama seperti konsep teori yang dijabarkan Robert.
Dimana beberapa orang sukses pindah dari kuadran E (pegawai atau kuadran S (self-employed) ke kuadran B (business owner) atau kuadran I (investor), yang dalam teknisnya tentu tidak mudah dan memerlukan usaha yang ekstra.
Perpindahan antar kuadran memerlukan perubahan dalam pola pikir, sikap, dan keterampilan. Hal ini memang tidak mudah dan memerlukan usaha yang lebih dari sekadar bekerja sebagai pegawai atau self-employed.
Namun, dengan memiliki keinginan yang kuat untuk memperbaiki keuangan pribadi dan memperluas kemampuan finansial, seseorang dapat memulai langkah-langkah kecil yang dapat membantu mereka pindah ke kuadran yang diinginkan.
Karenanya dalam konsep tersebut sangat menekankan pentingnya belajar mengenai investasi dan bisnis, serta membangun jaringan yang kuat dengan orang-orang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam bidang tersebut.
Proses itulah yang sejalan dan dilakukan oleh Ajib Hamdani yang saat ini telah memiliki tak kurang dari 1.000 orang binaan yang berada di beberapa wilayah seperti Magelang, Wonosobo hingga Purworejo.
Kemampuan dalam memberikan solusi yang dihadapi masyarakat di wilayahnya, menjadikan dirinya semangat untuk menciptakan ekosistem ekonomi yang efektif. Mulai dari pembinaan, pembiayaan hingga jalur niaga hasil panen para petani yang ditawarkan Ajib.
“Kita memulai dari pembinaan, permodalan hingga penjualan hasil panen dari petani yang kemudian kita distribusikan ke jaringan penjualan langsung. Hal ini dapat memangkas mata rantai pasokan yang langsung menguntungkan petani dalam soal harga.” jelasnya.
Cara demikian dilakukan Ajib agar petani maupun pelaku UMKM yang dibinanya bisa mendapatkan keuntungan yang cukup baik sehingga konsep kesejahteraan bisa tercipta.
“Dengan harga jual petani yang tinggi, tentu akan meningkatkan kesejahteraan dari para petani maupun UMKM yang ada di wilayah Magelang, Wonosob dan Purworejo,” pungkasnya.