Mengolah bubur asyura setiap 10 Muharam telah menjadi tradisi yang tak terpisahkan dari masyarakat Banjarmasin. Tradisi ini dilakukan secara bergotong-royong dengan dana urunan dari masyarakat setempat. Bubur asyura ini kemudian dibagikan sebagai hidangan berbuka puasa atau disantap bersama-sama.
Hari ini dianggap sebagai hari kasih sayang dan berbagi. Pada 10 Muharam, beberapa peristiwa penting terjadi, seperti dibebaskannya Nabi Yunus dari perut ikan paus dan peristiwa dibakarnya Nabi Ibrahim. Oleh karena itu, hari Asyura dianggap sebagai hari yang baik dan penuh berkah.
Tradisi berbagi bubur asyura ini memiliki akar sejarah yang panjang. Pada masa Nabi Nuh, pernah terjadi masa paceklik yang panjang sehingga bahan makanan sulit ditemukan. Untuk mengatasi kelangkaan ini, diputuskan untuk membuat makanan dari seluruh bahan yang bisa ditemukan. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi pembuatan bubur asyura dengan 41 macam bahan di masyarakat Banjar. Bubur ini terdiri dari berbagai jenis sayuran, buah, dan rempah-rempah.