Jakarta – Pemerintah Indonesia akan memperkenalkan jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) baru yang ramah lingkungan pada 17 Agustus 2024. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengungkapkan bahwa BBM ini dirancang untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Arifin Tasrif menjelaskan bahwa saat ini pemerintah sedang mencari bahan pencampur yang dapat mengurangi kandungan sulfur dalam BBM. Tujuannya adalah agar BBM tersebut memenuhi standar emisi Euro 5, yang mensyaratkan kadar sulfur di bawah 50 parts per million (ppm).
Pemerintah terus mendorong penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sebagai pengganti bensin. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan bioetanol berbahan baku nabati untuk menggantikan bensin. “Kami sedang mempersiapkan bioetanol yang berbahan baku nabati sebagai alternatif pengganti bensin,” kata Luhut.
Indonesia telah menerapkan Biodiesel 35 atau B35, yang merupakan campuran dari 65 persen Solar dan 35 persen FAME berbasis minyak sawit. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
Luhut Binsar Pandjaitan juga menyebutkan bahwa proyek bioetanol untuk menggantikan bensin sedang dikerjakan oleh Pertamina.
Pemerintah telah menetapkan aturan mengenai kandungan sulfur dalam BBM. Produk seperti Pertalite dan Pertamax memiliki kandungan sulfur maksimal 500 ppm, sementara Pertamax Turbo memiliki kandungan sulfur maksimal 50 ppm. “Kami telah mengatur kandungan sulfur dalam BBM agar sesuai dengan standar yang ditetapkan,” tambah Luhut.