Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkomitmen untuk mendukung edukasi pasar modal sejak dini. Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, menegaskan bahwa upaya ini dimulai dengan literasi keuangan yang ditargetkan kepada anak-anak usia sekolah dasar (SD).
Menurut Jeffrey, anak-anak SD saat ini belum memiliki pemahaman yang cukup mengenai produk investasi di pasar modal. Namun, dengan menanamkan pentingnya menabung di lembaga jasa keuangan sejak dini, diharapkan akan muncul pengetahuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan, termasuk investasi.
Jeffrey menjelaskan bahwa pemahaman investasi pada dasarnya adalah menyisihkan uang dan menggunakannya untuk membeli sesuatu yang bermanfaat. Hal ini penting karena anak-anak usia SD belum memahami produk investasi seperti saham, reksadana, atau obligasi. Dengan pendekatan yang sederhana ini, diharapkan anak-anak dapat mulai mengenal konsep dasar investasi.
BEI memiliki target ambisius untuk menambah jumlah investor baru. Jeffrey menyebutkan bahwa BEI menargetkan sebanyak 2 juta investor baru. Hingga minggu pertama Juli 2024, sudah ada penambahan sebanyak 1,04 juta investor baru. Angka ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap pasar modal yang semakin meningkat.
Untuk mengukur tingkat literasi pasar modal, BEI melakukan survei tahunan dengan jumlah peserta yang tidak kurang dari 5 juta orang setiap tahunnya. Survei ini menjadi alat penting untuk mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat terhadap pasar modal dan produk investasinya.