Jakarta – Prof. Payaman Simanjuntak, seorang pakar ketenagakerjaan, mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai perusahaan adalah penerapan teknologi digital. Menurutnya, mesin otomatis yang semakin canggih kini mampu menggantikan ratusan pekerja manusia, sehingga mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja.
Dengan adanya perubahan ini, Prof. Payaman menekankan pentingnya persiapan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pengusaha, dan pekerja. Semua pihak harus siap menghadapi disrupsi yang ditimbulkan oleh teknologi digital agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Prof. Anwar Sanusi, menyatakan bahwa Kemnaker telah mengantisipasi dampak dari teknologi digital, terutama dalam sektor tenaga kerja di Indonesia. Menurutnya, langkah-langkah antisipatif ini sangat penting untuk memastikan bahwa tenaga kerja Indonesia tidak tertinggal dalam era digitalisasi.
Teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor industri. Mesin otomatis dan kecerdasan buatan (AI) kini mampu melakukan tugas-tugas yang sebelumnya membutuhkan tenaga manusia. Hal ini tentu saja berdampak pada jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Meskipun teknologi digital membawa tantangan berupa pengurangan tenaga kerja, namun juga membuka peluang baru. Pekerja yang mampu beradaptasi dan menguasai teknologi baru akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar kerja. Oleh karena itu, pelatihan dan pendidikan yang relevan menjadi kunci untuk menghadapi era digital ini.
Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatasi dampak disrupsi teknologi. Kebijakan yang mendukung pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) bagi tenaga kerja harus menjadi prioritas. Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong inovasi dan pengembangan teknologi yang dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Pengusaha juga harus beradaptasi dengan perubahan ini. Mengadopsi teknologi digital tidak hanya berarti mengurangi tenaga kerja, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Pengusaha perlu mengembangkan strategi yang seimbang antara penggunaan teknologi dan pengembangan sumber daya manusia.