Jakarta – Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial di tengah ketegangan antara Moskow dan aliansi militer NATO pasca perang Ukraina. Kali ini, Medvedev menyerukan agar Rusia mengirimkan tank ke ibu kota Jerman, Berlin.
Dalam sebuah cuitan di platform X pada Jumat (9/8/2024), Medvedev menyatakan bahwa langkah ini perlu diambil sebagai respons terhadap artikel yang diterbitkan oleh surat kabar tabloid Jerman, Bild. Artikel tersebut dengan bangga mengumumkan kembalinya tank-tank Jerman ke tanah Rusia, mengingatkan pada invasi Nazi Jerman ke Uni Soviet selama Perang Dunia II pada tahun 1941.
Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina, Jerman telah menyediakan beberapa tank Leopard untuk pertahanan Ukraina. Selain itu, sekutu NATO lainnya telah sepakat untuk mengirim jet tempur F-16 buatan Amerika ke Ukraina sebagai bentuk dukungan militer.
Sebagai negara anggota NATO, Jerman memiliki kewajiban untuk memberikan dukungan militer jika diserang atau menghadapi agresi, sesuai dengan prinsip pertahanan kolektif yang diuraikan dalam Pasal 5 perjanjian NATO.
Pada Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan militer ke Ukraina, yang memicu konflik militer dan krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Putin beralasan bahwa serangan ini disebabkan oleh penindasan rezim Kyiv terhadap etnis Rusia di wilayah timur Ukraina serta niatan Ukraina untuk bergabung dengan NATO.
Serangan tersebut telah dikecam secara luas oleh sekutu NATO, organisasi internasional, dan banyak negara di seluruh dunia. Selain dukungan senjata, negara-negara NATO juga memberikan tekanan ekonomi dan sanksi terhadap Moskow dengan harapan Rusia tidak mampu lagi membiayai perangnya.
Sebagai sekutu dekat Presiden Putin dan wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, Medvedev sering menjadi sorotan media dengan retorika perangnya. Ia kerap kali mengeluarkan ancaman mulai dari pendudukan total Ukraina hingga konfrontasi nuklir dengan pendukung Barat Kyiv.
Komentar Medvedev muncul saat pasukan Ukraina dilaporkan semakin menekan Rusia di wilayah pedesaan di daerah Kursk. Pasukan Kyiv dilaporkan mengancam akan merebut satu kota regional sejauh enam mil di dalam wilayah Rusia.
Mengenai serangan di Rusia, Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan kepada Politico dalam sebuah pernyataan bahwa “Ukraina memiliki hak untuk membela diri yang diabadikan dalam hukum internasional.”