Jakarta – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan bahwa pasukan Ukraina telah berhasil menguasai 74 permukiman di wilayah Kursk, Rusia, dalam operasi militer yang disebutnya sebagai ‘invasi’.
Dalam pidato yang disampaikan pada Selasa (13/8), Zelensky menyatakan bahwa pasukan Ukraina terus bergerak maju ke dalam wilayah Kursk dan telah menahan sejumlah tawanan Rusia. Pernyataan ini menambah daftar panjang klaim Zelensky mengenai operasi militer Ukraina di wilayah Rusia yang dimulai sejak Selasa (6/8) pekan lalu.
Panglima militer Ukraina, Oleksandr Syrskyii, mengungkapkan bahwa Kyiv telah menguasai sekitar 1.000 kilometer persegi wilayah Kursk dalam serangan yang dilancarkan pada pekan lalu. Operasi ini menunjukkan kemampuan Ukraina untuk merebut dan menguasai wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Rusia sejak invasi yang dimulai pada Februari 2022.
Serangan mendadak dari Ukraina ini disebut-sebut membuat Rusia terkejut. Tak lama setelah ‘invasi’ ini, Moskow segera mengerahkan dan memfokuskan pasukannya ke wilayah Kursk. Selain itu, Rusia juga memerintahkan evakuasi warga di kawasan tersebut pada Senin (12/8) sebagai bagian dari upaya Kremlin untuk menahan serangan dari Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, menegaskan bahwa operasi militer Kyiv ini bukan bertujuan untuk menginvasi Kremlin, melainkan untuk mengusir prajurit Rusia yang menyerang Ukraina dari wilayah Kursk. Tykhyi mengatakan bahwa Rusia telah meluncurkan lebih dari 2.000 serangan dari Kursk yang menargetkan wilayah Sumy, Ukraina, sejak awal musim panas.
Serangan-serangan dari Rusia ini yang ingin dihentikan oleh para tentara Ukraina agar nyawa warga sipil tidak lagi terancam. Dengan operasi militer ini, Ukraina berharap dapat mengurangi ancaman dan serangan yang dilancarkan dari wilayah Kursk, serta melindungi warga sipil di wilayah Sumy dan sekitarnya.