Jakarta – Keputusan Airlangga Hartarto untuk mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum Partai Golkar mengejutkan banyak pihak, termasuk mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md. Mahfud mengungkapkan keterkejutannya karena Airlangga mundur di saat partai yang dipimpinnya sedang berada di puncak kejayaan.
Dalam sebuah kuliah umum, Mahfud menyinggung mundurnya Airlangga dan merespons pertanyaan dari salah satu peserta. Mahfud menuturkan bahwa selama kepemimpinan Airlangga, Partai Golkar menunjukkan performa yang gemilang. Di bawah komando Airlangga, Golkar berhasil meraih kesuksesan dalam kontestasi pemilihan umum presiden dan pemilu legislatif 2024.
Mahfud mengaku penasaran dengan alasan di balik keputusan Airlangga untuk mundur sebelum masa jabatannya berakhir. Ketika ditanya oleh seorang mahasiswa apakah mundurnya Airlangga terkait dengan dugaan ambisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menguasai Golkar, Mahfud menyatakan bahwa ia tidak mengetahui hal tersebut.
Mahfud meminta peserta kuliah untuk menyimak kembali pernyataan Presiden Jokowi yang telah merespons mundurnya Airlangga pada awal pekan ini. Termasuk, adanya upaya untuk mendongkel Airlangga dan menggantikannya dengan salah satu menteri Jokowi.
Mahfud menambahkan bahwa kebenaran dari berbagai spekulasi ini baru akan terlihat pada akhir Agustus saat Partai Golkar menggelar musyawarah nasional (Munas). Seusai memberikan kuliah umum, Mahfud kembali menegaskan bahwa ia tidak mengetahui secara pasti dinamika yang terjadi di Partai Golkar saat ini, apakah benar karena intervensi Presiden Jokowi atau hanya permainan pihak tertentu yang mengatasnamakan Jokowi untuk kepentingan pribadi.
Mahfud mencatat bahwa dinamika di Partai Golkar bisa menjadi cermin bahwa dalam politik, segalanya bisa berubah dengan cepat dan tidak stabil. Hal ini menunjukkan betapa dinamisnya dunia politik di Indonesia, di mana perubahan bisa terjadi kapan saja dan oleh siapa saja.