Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, yang lebih dikenal dengan panggilan Cak Imin, menyatakan kesediaannya untuk berdiskusi atau sekadar ngopi bareng dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebelum muktamar PKB dilaksanakan.
Saat ditanya oleh awak media mengenai kemungkinan adanya islah, Cak Imin dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada islah. Ia menegaskan bahwa PKB dan PBNU tidak memiliki hubungan organisasi. Menurutnya, hubungan yang ada antara kedua pihak hanya bersifat kultural, aspirasi, dan historis.
Cak Imin menjelaskan bahwa PKB dan PBNU memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) masing-masing. Sebagai partai politik, PKB dilindungi oleh Undang-undang tentang Partai Politik, sementara PBNU mengacu pada Undang-undang tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Oleh karena itu, menurut Cak Imin, PBNU tidak boleh ikut campur dalam urusan internal PKB.
Menjelang Muktamar yang akan digelar pada 23-24 Agustus mendatang, PKB diterpa isu perselisihan dengan PBNU. Pada Senin, 12 Agustus 2024, sejumlah kiai meminta PKB untuk berbenah karena dianggap semakin jauh dari marwah partai. Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf, juga turut mengkritik kepemimpinan Cak Imin sebagai ketua umum.
Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Syaiful Huda, meminta PBNU untuk tidak mengintervensi urusan PKB meskipun kedua organisasi sama-sama berbasis Nahdliyin. Apalagi dalam muktamar nanti, salah satu agenda besarnya adalah pemilihan ketua umum. Huda mengklaim bahwa saat ini Cak Imin masih menjadi satu-satunya calon. Cak Imin sendiri telah menjabat sebagai ketua umum PKB sejak tahun 2005.