Jakarta – Politikus Golkar, Ridwan Kamil, diperkirakan hanya akan melawan calon boneka yang telah disiapkan untuk menekan risiko perlawanan kotak kosong pada Pilgub Jakarta 2024. Ridwan Kamil diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang terdiri dari Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PKB, NasDem, hingga PKS.
Keberadaan calon boneka semakin menguat setelah KPU DKI Jakarta mengesahkan Dharma Pongrekun-Kun Wardana sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dari jalur perseorangan atau independen. Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Khoirunnisa Agustyati, menilai wajar jika sebagian pihak menganggap Dharma-Kun hanya calon yang dibuat-buat untuk melawan Ridwan Kamil.
Hampir semua pemilik kursi di DPRD telah menyepakati untuk bersama mengusung Ridwan Kamil. Saat ini, hanya PDIP dengan 15 kursi yang belum memastikan sikap. Menurut Ninis, sapaan akrab Khoirunnisa, kondisi tersebut tidak ideal dalam demokrasi karena menghilangkan kompetisi yang seharusnya ada dalam demokrasi.
Dharma-Kun dikukuhkan melalui Berita Acara Nomor 311/PL.02.2-BA/31 tahun 2024 tentang hasil perbaikan verifikasi administrasi perbaikan ke satu dukungan calon independen atas tindak lanjut Keputusan Bawaslu. KPU hari ini akan menggelar Rapat Pleno untuk menentukan nasib pasangan calon ini. Namun, sejumlah warga Jakarta mengadukan pencatutan KTP yang digunakan untuk mendukung keduanya.
Ninis berpendapat bahwa calon boneka muncul akibat syarat pencalonan yang dinilai sulit. Mengacu dari UU Pilkada, seorang calon kepala daerah harus diusung oleh partai atau gabungan partai yang memiliki 20 persen kursi DPRD atau 25 persen suara hasil pemilu. Syarat ini membuat partai-partai kesulitan untuk mengusung calonnya tanpa berkoalisi. Akibatnya, partai harus mencari partai lain untuk berkoalisi dan memenuhi syarat pencalonan tersebut.
Di sisi lain, syarat calon independen juga tidak kalah sulit. Syarat calon kepala daerah dari jalur independen adalah dukungan dari 6,5-10 persen dari jumlah penduduk. Untuk di Jakarta, setidaknya butuh 618 ribu lebih dukungan yang harus dikumpulkan.
Keberadaan calon boneka dalam pemilihan kepala daerah sebenarnya bukan kali pertama. Sebelumnya, kondisi serupa pernah terjadi di Pilkada Solo 2020 yang dimenangkan Gibran Rakabuming. Pasangan Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa saat itu dinyatakan unggul telak atas lawannya Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) di Pilkada Solo 2020. Rapat pleno rekapitulasi mencatat pasangan Gibran-Teguh memperoleh 225.451 suara atau 86,53 persen, sedangkan Bajo memperoleh 35.055 suara atau 13,45 persen.
Direktur Arus Survei Indonesia (ASI), Ali Rif’an, menilai Jakarta tetap menjadi daerah strategis dalam konteks politik elektoral meski tak lama lagi bukan menjadi ibu kota negara. Menurut Ali, skenario untuk menjegal Anies Baswedan masuk akal bila melihat potensi mantan gubernur Jakarta itu. Ali menilai Anies bukan hanya berbahaya bagi proyek strategis pemerintah pusat hingga lima tahun ke depan, tetapi juga bisa menjadi ancaman bagi Prabowo Subianto pada Pilpres 2029.
Ali juga berpendapat bahwa menyiapkan calon independen dianggap lebih bisa mengurangi risiko kekalahan dibanding lawan kotak kosong. Bukan hanya kekalahan, kotak kosong juga dianggap lebih baik di mata publik. Ali tidak mau berspekulasi apakah calon independen di Pilgub Jakarta saat ini memang sengaja disiapkan atau lahir secara alamiah.