Jakarta – Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan mendadak ke Chechnya pada Selasa (20/8/2024). Ini adalah kunjungan pertamanya dalam hampir 13 tahun ke wilayah Rusia yang mayoritas penduduknya beragama Islam tersebut.
Dalam kunjungannya, Putin disambut oleh pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov. Setelah itu, Putin juga mengunjungi akademi pasukan khusus dan berbicara dengan para pejuang sukarelawan yang tengah berlatih di sana sebelum dikerahkan ke Ukraina. Kadyrov mengungkapkan dalam sebuah posting di saluran Telegram resminya bahwa lebih dari 47.000 pejuang, termasuk sukarelawan, telah berlatih di fasilitas tersebut sejak Moskow memulai serangan ke Ukraina.
Setelah meninjau akademi pasukan khusus, Putin juga mengunjungi makam ayah Kadyrov, mantan pemimpin Chechnya Akhmat Kadyrov, sebuah pos komando, dan sebuah masjid di ibu kota setempat, Grozny. Kunjungan ini menandai penghormatan Putin terhadap sejarah dan kepemimpinan Chechnya.
Di penghujung hari, Putin mengadakan pembicaraan dengan Kadyrov di kediaman pemimpin Chechnya di Grozny. Dalam pertemuan tersebut, Kadyrov mengklaim memiliki puluhan ribu pasukan cadangan yang siap melawan Ukraina, yang saat ini telah merebut sejumlah daerah di wilayah Kursk Rusia.
Kremlin mengandalkan Kadyrov untuk menjaga stabilitas di Kaukasus Utara setelah bertahun-tahun dilanda kekacauan. Namun, kelompok aktivis dunia menuduh pasukan keamanan Kadyrov telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Meskipun demikian, otoritas Rusia telah berulang kali menghalangi tuntutan untuk penyelidikan.
Kedatangan Putin di wilayah Kaukasus, termasuk di Beslan dan Chechnya, menunjukkan upaya Kremlin untuk memperkuat kendali di wilayah-wilayah ini, terutama setelah pemberontakan yang gagal oleh Yevgeny Prigozhin tahun lalu. Meskipun Kadyrov dan pasukannya dari Chechnya telah berperan dalam melindungi Moskow dari ancaman tersebut, keberadaan mereka juga memunculkan kekhawatiran di kalangan pengamat bahwa ambisi Kadyrov dapat menjadi ancaman bagi otoritas pusat di Moskow.
Selama kunjungannya di Beslan, Putin juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengecam serangan Ukraina di wilayah Kursk, Rusia, yang ia klaim sebagai upaya untuk mengguncang stabilitas negara. Ini menyoroti ketegangan yang terus meningkat antara Rusia dan Ukraina di tengah konflik yang sedang berlangsung.