Jakarta – Nilai tukar rupiah saat ini telah mencapai level Rp 15.000-an per dolar Amerika Serikat. Namun, pada tahun depan, nilai tukar rupiah diprediksi akan melemah menjadi Rp 16.100 per dolar AS. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, menyatakan bahwa asumsi tersebut ditetapkan sebagai langkah antisipasi.
Aliran modal asing saat ini mencerminkan kondisi fiskal Indonesia yang lebih baik dibandingkan banyak negara lain yang menghadapi tantangan global. Menurutnya, Indonesia termasuk negara yang diminati untuk terjadinya capital inflow kembali. Capaian tersebut, menurut Febrio, harus dikelola dalam jangka pendek. Namun, pemerintah tetap harus menyiapkan langkah antisipatif untuk menjaga stabilitas dari guncangan global.
Target pelemahan rupiah tahun depan juga sempat dipertanyakan oleh anggota DPR Fraksi PDIP, Adisatrya Suryo Sulisto. Ia menyatakan bahwa nilai tukar rupiah saat ini sudah berada di level Rp 15.000-an per dolar AS. Namun, pemerintah malah menetapkan nilai tukar rupiah pada tahun 2025 sebesar Rp 16.100 per dolar AS.
Menurut Adisatrya, PDIP berpandangan bahwa pemerintah seharusnya kembali pada kesepakatan awal. Sebelumnya, dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2025, rupiah sempat ditargetkan berada pada rentang Rp 15.300-15.900 terhadap dolar AS. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, juga memaparkan bahwa rupiah semakin stabil.