Ambon – Bandara Pattimura bersama Balai Karantina Kesehatan (BKK) Kelas I Ambon menggelar sosialisasi untuk meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan dini terhadap wabah Monkeypox atau cacar monyet di Provinsi Maluku.
Kegiatan sosialisasi ini ditujukan kepada seluruh komunitas bandara yang berinteraksi langsung dengan penumpang dan pengguna jasa. General Manajer Bandara Pattimura Ambon, Shively Sanssouci, menyatakan bahwa langkah ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan dini. “Di ruang tunggu keberangkatan, kami juga memutar video informatif terkait cacar monyet untuk memberikan edukasi kepada penumpang,” kata Shively di Ambon, Kamis.
Selain itu, Balai Karantina Kesehatan Kelas I Ambon telah memasang thermal scanner di ruang kedatangan untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang sebagai langkah awal pencegahan. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh pegawai PT Angkasa Pura I Bandara Pattimura Ambon, perwakilan maskapai penerbangan, perwakilan InJourney Airport Service, serta perwakilan dari anak perusahaan.
Shively menekankan bahwa kegiatan sosialisasi ini sangat penting bagi seluruh komunitas Bandara Pattimura Ambon agar dapat mengenali gejala-gejala dan melakukan pencegahan dini.
Perwakilan Balai Karantina Kesehatan Kelas I Ambon, Rohmah Saleh, menjelaskan bahwa virus cacar monyet memiliki masa inkubasi antara 1 hingga 14 hari sebelum menimbulkan gejala. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang telah terkontaminasi virus. Penyebaran virus dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi.
Hingga 30 Juni 2024, tercatat sebanyak 99.188 kasus konfirmasi Mpox di seluruh dunia dengan 208 kematian, yang setara dengan angka fatalitas kasus (CFR) sebesar 0,21 persen. Di Indonesia, total kasus yang dilaporkan sebanyak 88 kasus konfirmasi, tersebar di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan DIY.