Jakarta – Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) dalam negeri. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mendorong dilakukannya revitalisasi terhadap sumur-sumur minyak yang saat ini tidak aktif atau sedang dalam kondisi idle.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberikan instruksi tegas kepada pihak-pihak terkait untuk segera merealisasikan program reaktivasi sumur minyak yang tidak aktif. Bahlil bahkan tidak segan-segan akan mencabut izin pengelolaan jika tidak ada tindakan nyata.
Dengan mengoptimalkan kembali sumur-sumur tersebut, Bahlil yakin produksi migas dapat meningkat secara signifikan tanpa perlu melakukan eksplorasi baru yang memerlukan biaya lebih besar.
Dari total 44.985 sumur yang ada di Indonesia, terdapat 16.990 sumur yang masuk dalam kriteria idle well. Namun, tidak semua sumur idle ini memiliki potensi untuk direaktivasi karena beberapa faktor, seperti tidak adanya potensi subsurface, keekonomian yang tidak terpenuhi karena biaya reaktivasi yang tinggi dan harga minyak mentah dunia pada saat itu, faktor kesehatan, keselamatan, dan lingkungan (HSE), hingga masalah non-teknikal seperti masalah masyarakat.
Bahlil menjelaskan bahwa reaktivasi sumur minyak yang idle merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Dengan meningkatkan produksi minyak dan gas, diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan menambah devisa negara.
Sebagai informasi, pemerintah menetapkan kriteria untuk wilayah kerja (WK) migas yang potensial tetapi idle. Kriteria tersebut mencakup lapangan produksi yang tidak aktif selama dua tahun berturut-turut atau lapangan dengan rencana pengembangan (plan of development/POD) selain POD pertama yang tidak dikerjakan dalam dua tahun berturut-turut.
Selain itu, jika terdapat struktur dalam WK eksploitasi yang sudah mendapatkan status penemuan (discovery) tetapi tidak dikerjakan selama tiga tahun berturut-turut, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) diberikan beberapa opsi untuk mengoptimalkan WK yang idle, yaitu:
Mengerjakan Sendiri: KKKS dapat langsung menggarap WK yang idle.
Kerja Sama: KKKS bisa bekerja sama dengan badan usaha lain untuk menerapkan teknologi tertentu.
Diambil Alih oleh KKKS Lain: WK yang idle bisa diusulkan untuk dikelola oleh KKKS lain.
Dikembalikan ke Negara: WK yang idle bisa dikembalikan ke negara untuk dilelang kembali.