Jakarta – Front Marhaenis Indonesia (FMI) menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan penderitaan rakyat akibat politik dinasti di depan kantor Wali Kota Medan, Sumatera Utara, pada Senin, 26 Agustus 2024. Para demonstran membawa spanduk bertuliskan: “Tolak Bobby Nasution, Tolak Politik Dinasti dan Selamatkan Sumut.”
Dalam aksi tersebut, seorang pengunjuk rasa berperan sebagai Presiden Jokowi. Ia menyeret empat orang yang kondisinya berdarah-darah dan berteriak meminta tolong. Selain itu, ada juga yang membawa poster foto Bobby Nasution bersalaman dengan mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba (AGK).
Ketua Presidium FMI Sumut, Badia Sitorus, menyatakan bahwa aksi ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana masyarakat menderita di bawah kepemimpinan Jokowi. Mereka juga menuding Wali Kota Medan, Bobby Nasution, sebagai bagian dari politik dinasti Jokowi.
Badia Sitorus juga menyoroti dugaan keterlibatan Bobby Nasution dalam Blok Medan. Istilah ini muncul dalam sidang perkara korupsi perizinan tambang dengan terdakwa AGK. FMI mendesak aparat hukum untuk menangkap Bobby jika terbukti terlibat.
Setelah hampir satu jam berorasi, Bobby Nasution tidak kunjung muncul. Akhirnya, massa demonstran membubarkan diri dengan tertib.