Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan signifikan. Saat ini, jumlah kelas menengah mendekati 50 persen dari total populasi.
Airlangga menekankan bahwa kelas menengah memiliki peran krusial dalam perekonomian Indonesia. Menurutnya, kelas menengah adalah motor penggerak utama ekonomi nasional. Namun, dengan penurunan yang terjadi, hanya tersisa 17,13 persen dari total populasi yang masih berada di kelas menengah. Jika dihitung dari total populasi Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa, maka jumlah kelas menengah saat ini sekitar 46,25 juta orang.
Penurunan ini berarti sekitar 50 persen dari 270 juta penduduk Indonesia, atau sekitar 135 juta orang, telah turun dari kelas menengah. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah mengklaim telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga keberadaan kelas menengah. Beberapa program yang telah diluncurkan antara lain perlindungan sosial (perlinsos), insentif pajak, jaminan kehilangan pekerjaan, Kartu Prakerja, dan kredit usaha rakyat (KUR). Program-program ini diharapkan dapat membantu masyarakat tetap berada di kelas menengah dan mencegah penurunan lebih lanjut.
Airlangga berharap bahwa berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dapat efektif dalam menahan jumlah kelas menengah. Ia berharap agar kelas menengah tidak lagi mengalami penurunan dan dapat terus berkontribusi dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia.