Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengumumkan rencana pemerintah untuk merevitalisasi sumur minyak yang saat ini tidak aktif atau idle. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan produksi minyak nasional yang selama ini dinilai belum optimal.
Bahlil mengungkapkan bahwa dari total 44.900 sumur minyak yang ada di Indonesia, hanya sekitar 16.300 sumur yang berproduksi. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sumur minyak selama ini masih jauh dari optimal. Ia juga mencatat bahwa terdapat 16.250 sumur yang masuk dalam kategori idle well atau tidak aktif. Dengan mengoptimalkan kembali sumur-sumur ini, diharapkan produksi minyak nasional dapat meningkat secara signifikan.
Untuk merealisasikan rencana ini, Bahlil berencana menawarkan pengelolaan sumur idle kepada para investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Menurutnya, potensi dari sumur-sumur ini masih cukup besar dan dapat menarik minat investor untuk berinvestasi dalam sektor minyak dan gas di Indonesia.
Meskipun optimis dengan rencana revitalisasi sumur minyak, Bahlil awalnya pesimistis bahwa target produksi siap jual (lifting) minyak pada tahun ini bisa tercapai. Ia memperkirakan produksi minyak hanya akan mencapai di bawah 600 ribu barel per hari (bph), sementara target yang ditetapkan dalam APBN 2024 adalah sebesar 635 ribu bph.
Bahlil juga mengingatkan bahwa beberapa dekade lalu, pendapatan negara banyak berasal dari lifting minyak. Bahkan, Indonesia pernah menjadi anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan produksi minyak yang cukup besar, yakni sekitar 1,6 juta bph, sementara konsumsi hanya sekitar 700 ribu bph. Saat ini, konsumsi minyak di Indonesia telah mencapai 1,5-1,6 juta bph, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.