Jakarta – Presidium Koalisi Ojol Nasional, Andi Kristyanto, mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menutup semua aplikasi penyedia jasa ojek online jika dalam satu minggu tidak ada kemajuan dalam penanganan tuntutan yang diajukan. Pernyataan ini disampaikan dalam aksi demonstrasi di Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda pada Kamis, 29 Agustus 2024.
Pernyataan Andi tersebut langsung direspons oleh riuh massa aksi dengan lantang, “Setuju setuju setuju.” Selain itu, Andi menyebutkan bahwa tidak tertutup kemungkinan akan ada massa aksi dalam jumlah yang lebih besar jika tuntutan-tuntutan mereka tidak dipenuhi dalam waktu dua minggu. Hal ini disampaikan Andi di hadapan Direktur Pengendalian Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Gunawan Hutagalung, yang menemui massa aksi.
Gunawan Hutagalung menyatakan bahwa Kominfo akan menemui semua perusahaan aplikasi penyedia ojek dan kurir online untuk membahas tuntutan-tuntutan yang diajukan oleh Koalisi Ojol Nasional. Kominfo akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut.
Terdapat beberapa tuntutan yang diajukan oleh Koalisi Ojol Nasional. Pertama, merevisi dan menambahkan pasal dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi (Permenkominfo) No.1 Tahun 2012 tentang formula tarif layanan untuk mitra ojol dan kurir online di seluruh Indonesia.
Kedua, menghapus program layanan tarif hemat untuk pengantaran barang dan makanan pada semua aplikator. Andi menilai layanan tersebut tidak manusiawi dan memberikan ketidakadilan terhadap pengemudi ojol dan kurir online.
Ketiga, legalkan ojol di Indonesia dengan membuat surat keputusan bersama (SKB) dari kementerian-kementerian terkait yang membawahi ojol sebagai angkutan sewa khusus.
