Jakarta – Federasi Industri Thailand mengungkapkan bahwa penjualan mobil baru di pasar domestik mengalami penurunan drastis pada Juli 2024, dengan penurunan sebesar 20,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh tingginya tingkat utang rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi yang lambat.
Volume penjualan mobil di Thailand turun menjadi 46.394 unit pada Juli 2024. Penurunan ini juga tercermin dalam produksi mobil yang mengalami penurunan sebesar 16,6 persen dibandingkan tahun lalu. Surapong Paisitpatanapong, wakil ketua federasi, menyatakan bahwa perusahaan kredit kendaraan terus memperketat kriteria debitur untuk mengantisipasi kredit macet.
Total pinjaman bermasalah di Thailand mencapai 250 miliar baht pada bulan Juli, meningkat 29,7 persen dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ekonomi yang dihadapi oleh konsumen semakin memburuk.
Pikap merupakan segmen mobil paling populer di Thailand. Namun, sepanjang Januari-Juli 2024, penjualan pikap murni hanya mencapai 102.748 unit, turun 39,6 persen dari periode yang sama pada 2023. Penjualan pikap mobil penumpang juga turun 42,5 persen menjadi 21.814 unit, sementara penjualan mobil penumpang turun 36,6 persen menjadi 94.497 unit.
Meskipun penjualan mobil secara keseluruhan menurun, terjadi peningkatan di segmen mobil listrik sebesar 12,8 persen menjadi 40.343 unit. Penjualan mobil hybrid bahkan naik lebih tinggi, yakni 65,8 persen menjadi 76.014 unit.
Kondisi lesunya penjualan mobil juga terjadi di Indonesia. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan bahwa penjualan mobil secara wholesales pada periode Januari-Juli 2024 hanya mencapai 484.235 unit, turun 17,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 586.931 unit. Sementara itu, penjualan retail pada periode yang sama sebesar 508.050 unit mobil, atau anjlok 12,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 578.891 unit.
Surapong meminta kepada pemerintah Thailand untuk menemukan stimulus baru guna meningkatkan perekonomian dan daya beli konsumen. Dia juga menginginkan agar pemerintah terus menyuntikkan uang ke dalam perekonomian melalui pengeluaran anggaran.