Jakarta – Hyundai Motor Company mengumumkan strategi baru pada CEO Investor Day, Selasa (27/8), yang salah satunya adalah mengalihkan fokus ke mobil hybrid di tengah penurunan penjualan mobil listrik tahun ini.
Jaehoon Chang, Presiden dan CEO Hyundai Motor Company, menyatakan bahwa perusahaan akan memperluas pengembangan mobil hybrid dari tujuh model menjadi 14 model di masa mendatang. Langkah ini merupakan respons fleksibel terhadap dinamika pasar yang terus berubah. Hyundai mengantisipasi peningkatan penjualan mobil hybrid global yang diperkirakan akan melonjak tiga kali lipat menjadi 1,33 juta unit pada 2028, naik dari 510.000 unit yang diprediksi tahun ini.
Hyundai memperkirakan akan ada lonjakan permintaan mobil hybrid, terutama di Amerika Utara. Oleh karena itu, perusahaan berencana meningkatkan volume kendaraan hybrid menjadi 690.000 unit pada 2030. Selain itu, Hyundai juga akan menyesuaikan ekspansi penjualan hybrid untuk memenuhi permintaan di setiap wilayah, termasuk Korea dan Eropa.
Ekspansi tersebut tidak hanya mencakup kendaraan Hyundai, tetapi juga merek luxury-nya, Genesis, yang akan memberi opsi hybrid untuk semua model. Hyundai juga akan memperkenalkan sistem hybrid TMED-II generasi berikutnya yang rencananya akan diintegrasikan ke dalam produksi kendaraan mulai Januari 2025.
Kendaraan hybrid masa depan Hyundai akan dilengkapi dengan teknologi premium seperti smart regenerative braking dan V2L, yang akan meningkatkan nilai produk dan memperkuat posisi Hyundai di pasar global.
Strategi hybrid Hyundai ini sejalan dengan langkah produsen mobil global lainnya seperti Ford dan Nissan, yang juga meninjau kembali investasi hybrid mereka karena penerimaan konsumen terhadap kendaraan listrik lebih lambat dari perkiraan. Merek seperti Toyota dan Honda, yang menjadi pelopor teknologi hybrid, sudah mencatat penjualan dan keuntungan yang kuat dari jajaran produk bensin-listrik mereka.
Dalam konteks yang lebih luas, Hyundai mengumumkan rencana untuk menginvestasikan US$40,99 miliar dalam penelitian dan pengembangan serta $38,81 miliar dalam belanja modal selama dekade berikutnya. Investasi ini mencakup kemajuan dalam teknologi baterai, kendaraan berbasis perangkat lunak, energi hidrogen, dan kendaraan komersial.
Meskipun fokus pada hybrid semakin kuat, Hyundai tidak mengubah rencana jangka panjang untuk mobil listrik. Perusahaan menargetkan total 21 model mobil listrik pada 2030 dengan target penjualan 5,55 juta unit, di mana 2 juta unit di antaranya adalah kendaraan listrik.
Hyundai juga menyatakan akan mengembangkan teknologi baru baterai NCM yang terjangkau. Baterai jenis entry level ini akan diimplementasikan ke model yang volume produksinya besar, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas.