Moskow – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menuding Ukraina dan Israel berupaya memicu konflik regional besar demi menyelesaikan masalah internal mereka dengan mengorbankan pihak lain. Pernyataan ini disampaikan Lavrov dalam wawancara eksklusif dengan Anna Knishenko dari RT, yang disiarkan pada Sabtu (31/8/2024).
Ketika ditanya tentang prospek krisis yang sedang berlangsung di Timur Tengah yang berpotensi berubah menjadi perang regional besar, Lavrov menyatakan bahwa Israel secara efektif adalah satu-satunya pihak yang menginginkan konflik semacam itu. Menurutnya, perilaku Israel memiliki kemiripan yang mencolok dengan Ukraina, di mana Kiev tampaknya berusaha menyeret para pendukung Baratnya ke dalam konflik langsung dengan Moskow.
Lavrov menambahkan bahwa situasi ini sangat mirip dengan upaya provokasi perang besar di Timur Tengah dan di wilayah yang berbatasan langsung dengan Rusia. Ia menyoroti bahwa bagian dari Wilayah Kursk di Rusia kini berada di bawah kendali rezim Nazi Zelensky, dengan senjata yang dipasok oleh NATO.
Dalam wawancara tersebut, Lavrov menegaskan bahwa Israel adalah satu-satunya pihak yang menginginkan konflik besar di Timur Tengah. Ia menuduh Israel berusaha memanfaatkan situasi untuk kepentingan mereka sendiri, tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan terhadap negara-negara lain di kawasan tersebut.
Lavrov juga menyoroti bahwa Ukraina, di bawah kepemimpinan Presiden Volodymyr Zelensky, berusaha menyeret negara-negara Barat ke dalam konflik langsung dengan Rusia. Ia menuduh Kiev menggunakan senjata yang dipasok oleh NATO untuk memperkuat posisinya di wilayah yang berbatasan dengan Rusia, termasuk Wilayah Kursk.
Menurut Lavrov, upaya provokasi perang besar di Timur Tengah oleh Israel dan Ukraina adalah bagian dari strategi mereka untuk menyelesaikan masalah internal dengan mengorbankan pihak lain. Ia memperingatkan bahwa tindakan semacam ini hanya akan memperburuk situasi dan menimbulkan lebih banyak kerugian bagi semua pihak yang terlibat.