Jakarta – Nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS pada hari ini. Setelah pada Rabu kemarin, rupiah berhasil naik sebesar 0,30 persen atau 46,5 poin, mencapai posisi Rp15.479 per dolar AS.
Angka lowongan kerja di Amerika Serikat untuk bulan Juli tercatat sebesar 7,6 juta, turun dari 7,9 juta pada bulan sebelumnya. Penurunan data tenaga kerja ini meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga acuan AS yang lebih besar. Ekspektasi ini mendorong pelemahan mata uang dolar AS.
Ariston, seorang analis keuangan, memperkirakan bahwa rupiah memiliki peluang untuk menguat hingga ke level Rp15.400 per dolar AS. Namun, potensi resisten diperkirakan berada di sekitar Rp15.500 per dolar AS.
Penguatan rupiah ini tidak lepas dari beberapa faktor eksternal dan internal. Penurunan data tenaga kerja AS menjadi salah satu pendorong utama. Selain itu, kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia juga berperan penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Meskipun ada peluang penguatan, rupiah masih menghadapi beberapa tantangan. Fluktuasi harga komoditas global dan ketidakpastian ekonomi global dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan otoritas moneter untuk terus memantau perkembangan ekonomi global dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik.