Jakarta – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Rabu (4/9) malam menegaskan bahwa Israel harus tetap mengendalikan koridor Philadelpia untuk mencegah penyelundupan senjata oleh Hamas ke Gaza. Koridor ini terletak di sisi Gaza di perbatasan dengan Mesir dan telah menjadi titik krusial dalam perundingan yang bertujuan menghentikan perang Israel-Hamas serta membebaskan sejumlah sandera.
Namun, banyak warga Israel, termasuk Menteri Pertahanan, berpendapat bahwa Israel sebaiknya melepaskan kontrol atas koridor tersebut, setidaknya sementara, untuk memfasilitasi pembebasan sandera yang masih ditahan di Gaza. Perdebatan mengenai koridor ini memuncak setelah pembunuhan terhadap enam sandera yang seharusnya dikembalikan dalam keadaan hidup jika kesepakatan tercapai.
Israel melancarkan serangan ke Gaza setelah Hamas menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera 253 orang lainnya dalam serangan teror lintas batas pada 7 Oktober 2023 lalu. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola oleh Hamas, melaporkan bahwa hingga 4 September, sedikitnya 40.786 warga Palestina tewas dalam serangkaian serangan darat dan udara Israel, sementara 94.224 lainnya mengalami luka-luka.
Perang ini telah menyebabkan kehancuran yang meluas, memaksa sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza untuk meninggalkan rumah mereka, seringkali beberapa kali, dan menciptakan bencana kemanusiaan. Hamas menuduh Israel memperlambat perundingan yang telah berlangsung berbulan-bulan dengan mengeluarkan tuntutan baru, termasuk mempertahankan kontrol Israel atas koridor Philadelpia di sepanjang perbatasan Mesir dan koridor kedua yang membentang di Gaza.
Hamas telah menawarkan untuk membebaskan semua sandera sebagai imbalan atas berakhirnya perang, serta penarikan pasukan Israel secara menyeluruh, dan pembebasan sejumlah besar tahanan Palestina. Ini secara garis besar merupakan syarat-syarat yang diminta dalam kesepakatan yang diajukan oleh Presiden Joe Biden pada bulan Juli lalu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menjanjikan “kemenangan total” atas Hamas dan menyalahkan Hamas atas kegagalan perundingan.