Jakarta – Mobil listrik kini menjadi primadona bagi mereka yang peduli terhadap kelestarian lingkungan, berkat emisi karbon yang sangat minim. Kendaraan ini sepenuhnya mengandalkan tenaga baterai untuk bergerak, dan pengisian daya dilakukan melalui charger eksternal atau isi ulang.
Menggunakan mobil listrik berarti Anda tidak perlu lagi mengisi bahan bakar konvensional, melainkan mengisi daya listrik. Namun, penting untuk memperhatikan jarak tempuh kendaraan ini. Semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin cepat daya baterai akan habis, sehingga memerlukan pengisian daya lebih sering.
Setiap mobil listrik memiliki kapasitas baterai yang berbeda-beda. Pengisian daya mobil listrik diukur dalam kilowatt hour (kWh), satuan energi listrik yang digunakan baterai untuk menggerakkan mesin mobil listrik. Selain itu, mobil listrik biasanya dilengkapi dengan data konsumsi listrik, baik per 10 km atau per 100 km. Rata-rata konsumsi energi kendaraan listrik berada di sekitar 0,20 kWh per kilometer atau 0,32 kWh per mil.
Pada mobil listrik, setiap 1 kilowatt hour (kWh) dapat menggerakkan mobil sejauh 5-7 kilometer. Dengan kapasitas penuh rata-rata sebesar 45 kWh, kendaraan listrik dapat melaju hingga 300 kilometer, menurut Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub.
Sebagai contoh, untuk menghitung konsumsi daya per kilometer pada kapasitas mobil listrik di atas, caranya adalah dengan membagi kapasitas baterai mobil listrik dengan jarak tempuhnya. Misalnya, 45 kWh dibagi dengan 300 km, hasilnya adalah 0,15 kWh/km. Jadi, konsumsi daya mobil listrik adalah 0,15 kWh per kilometer. Namun, perhitungan ini adalah perhitungan kasar tanpa mempertimbangkan faktor lain.