Jakarta – Kelompok Houthi di Yaman untuk pertama kalinya berhasil melancarkan serangan rudal ke wilayah yang dikuasai Israel. Serangan ini menandai eskalasi baru dalam konflik yang sudah berlangsung lama.
Menurut Reuters dan Al Arabiya, Senin (16/9/2024), juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengungkapkan bahwa kelompok tersebut menggunakan rudal balistik hipersonik baru dalam serangan ini. Rudal tersebut mampu menempuh jarak 2.040 km (1270 mil) hanya dalam waktu 11 1/2 menit.
Wakil kepala kantor media Houthi, Nasruddin Amer, dalam sebuah posting di X pada Minggu, menyatakan bahwa rudal tersebut telah mencapai Israel. Dia menambahkan bahwa rudal itu berhasil mencapai Israel setelah “20 rudal gagal mencegatnya”, menyebut serangan ini sebagai “awal”.
Pada awalnya, militer Israel melaporkan bahwa rudal tersebut jatuh di area terbuka. Namun, kemudian mereka menyatakan bahwa rudal itu mungkin pecah di udara, dengan beberapa bagian pencegat mendarat di ladang dan dekat stasiun kereta api. Tidak ada laporan mengenai korban luka.
Sirene serangan udara berbunyi di Tel Aviv dan seluruh Israel tengah beberapa saat sebelum rudal jatuh sekitar pukul 6:35 pagi waktu setempat (0335 GMT). Suara sirene tersebut membuat penduduk berlarian mencari tempat berlindung, dan ledakan keras terdengar di berbagai lokasi.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, marah atas serangan Houthi ini. Dalam rapat kabinet mingguan, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan menuntut “harga yang mahal” atas serangan tersebut.
Diketahui bahwa Houthi telah berulang kali menembakkan rudal dan drone ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina, sejak perang Gaza dimulai dengan serangan Hamas terhadap Israel pada bulan Oktober lalu.