Jakarta – Penetrasi pengguna internet di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan. Namun, hasil survei terbaru menunjukkan bahwa 54,2% masyarakat di daerah tertinggal merasa tidak mendapatkan dampak signifikan pada sektor pariwisata.
Survei ini merupakan hasil kolaborasi antara Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo. Tujuan survei ini adalah untuk mengevaluasi dampak internet terhadap ekonomi lokal serta pendapatan pelaku bisnis pariwisata di daerah tertinggal.
Hasil survei mengungkapkan bahwa sebanyak 54,2% responden di daerah tertinggal tidak melihat adanya perubahan signifikan meskipun internet telah hadir. Bahkan, 1,7% responden berpendapat bahwa penggunaan internet justru berdampak negatif dengan adanya penurunan kunjungan wisatawan.
Sebanyak 18,3% responden mengungkapkan adanya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan serta ekonomi lokal dan pendapatan pelaku bisnis pariwisata setempat, namun peningkatan tersebut dianggap tidak signifikan. Sementara itu, 25,8% responden melihat adanya peningkatan yang signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan serta peningkatan ekonomi lokal.
Lebih lanjut, 48,30% responden menyebut bahwa internet telah membantu meningkatkan promosi dan aksesibilitas destinasi pariwisata di daerah tertinggal. Namun, 11,70% responden tidak melihat adanya dampak signifikan pada perkembangan sektor pariwisata. Selain itu, 10% responden tidak yakin apakah internet memberikan dampak signifikan atau tidak.
Survei yang dilakukan oleh APJII dan BAKTI ini melibatkan 1.950 responden dari 64 kabupaten dan 322 ISP. Survei ini berlangsung dari Juli hingga September 2024. Tujuan utama dari survei ini adalah untuk memahami tantangan serta peluang dalam pengembangan infrastruktur internet di daerah tertinggal dan menggambarkan kebutuhan pasar ISP.
