Jakarta – Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, menegaskan bahwa permasalahan ketersediaan air bersih di Jakarta harus segera diatasi. Menurutnya, jika tidak segera ditemukan solusi, Jakarta akan menghadapi masalah serius terkait air bersih dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang.
Sebagai calon gubernur Jakarta, Pramono Anung berkomitmen untuk menjadikan isu air bersih sebagai salah satu fokus utama dalam program kerjanya jika terpilih. Pramono, yang berpasangan dengan Rano Karno—mantan Gubernur Banten periode 2015-2017—menyatakan bahwa pengalaman Rano dalam memimpin Banten akan sangat berguna dalam menangani permasalahan ini.
Pramono mengakui bahwa pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi masalah ini, seperti pembangunan dua waduk di atas sungai Cimahi dan Ciawi serta perbaikan terhadap 13 aliran sungai yang mengalir ke Jakarta. Upaya ini, menurutnya, telah membantu mengurangi bencana banjir di Jakarta.
Namun, Pramono menekankan bahwa program perbaikan waduk dan aliran sungai tersebut belum sepenuhnya menyelesaikan masalah ketersediaan air bersih. Ia melihat bahwa masih banyak masyarakat yang bergantung pada air tanah, yang aktivitas pengeborannya harus segera dibatasi untuk mengurangi risiko jangka panjang seperti penurunan permukaan tanah yang dapat menyebabkan Jakarta tenggelam.
Pramono menyoroti bahwa penggunaan air tanah yang berlebihan merupakan salah satu faktor utama yang dapat memperburuk kondisi Jakarta di masa depan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pembatasan aktivitas pengeboran air tanah sebagai langkah preventif untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan mencegah dampak negatif yang lebih besar.
Meskipun Pramono menilai permasalahan air bersih sebagai isu yang sangat serius, ia belum secara rinci menjelaskan program yang akan ditawarkannya sebagai calon gubernur Jakarta terkait masalah ini. Namun, komitmennya untuk menjadikan isu air bersih sebagai prioritas utama menunjukkan keseriusannya dalam menangani permasalahan yang krusial bagi warga Jakarta.