Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat bahwa realisasi penyerapan beras dalam negeri melalui Perum Bulog mencapai 908 ribu ton sejak Januari hingga minggu ketiga September 2024. Angka ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga kesejahteraan petani dan stabilitas pangan nasional.
Arief, seorang pejabat Bapanas, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2022, realisasi penyerapan beras oleh Bulog terus meningkat. Pada tahun 2022, penyerapan beras mencapai 994 ribu ton, dan pada tahun 2023, Bulog berhasil menyerap hingga 1 juta ton. Peningkatan ini mencerminkan upaya pemerintah dalam mendukung produksi beras dalam negeri.
Menurut Arief, pemerintah selalu konsisten dalam menjaga kesejahteraan petani dalam negeri. Bapanas bersama Bulog berperan aktif dalam menyerap produksi beras dari petani dan menyalurkannya ke berbagai program intervensi. Salah satu program tersebut adalah bantuan pangan beras non tunai (BPNT) yang memberikan 10 kilogram beras untuk setiap keluarga penerima manfaat.
Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan pengadaan beras dalam negeri sebanyak 600.000 ton. Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan stok beras yang cukup dan stabil di pasar.
Dengan harga patokan HPP beras sebesar Rp11.000 per kilogram, Perum Bulog meminta Bapanas untuk melakukan fleksibilitas harga dalam periode tertentu. Hal ini bertujuan agar Bulog dapat menggandeng asosiasi dalam upaya penguatan stok beras dalam negeri. Fleksibilitas harga ini diharapkan dapat membantu Bulog dalam menjaga stabilitas harga beras di pasaran.