Jakarta – Di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi), indikator ekonomi Indonesia menunjukkan performa yang cukup baik, menjadi modal penting untuk pertumbuhan yang lebih tinggi di masa depan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil mencapai kisaran 5% selama satu dekade terakhir, mencerminkan stabilitas dan ketahanan ekonomi nasional.
Inflasi yang sempat tinggi pada tahun lalu kini mulai menunjukkan perbaikan, turun ke arah 2,1%. Selain itu, indikator kesejahteraan juga menunjukkan tren positif dengan penurunan angka kemiskinan dari 11% menjadi 9,03%. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat mulai membuahkan hasil.
Tingkat pengangguran terbuka juga mengalami penurunan signifikan, mencapai level 4,2%. Ini merupakan pencapaian penting dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Di sisi ketahanan eksternal, suku bunga Bank Indonesia (BI) mulai turun dan nilai tukar rupiah kembali menguat, memberikan sinyal positif bagi perekonomian nasional.
Harga saham di Indonesia diprediksi mencapai ‘all time high’ pada September 2024, menunjukkan kepercayaan investor terhadap pasar saham Indonesia. Namun, pemerintah juga mencermati berbagai tantangan yang ada, seperti geopolitik, kerja sama internasional, perubahan iklim, dan transisi energi. Tantangan-tantangan ini memerlukan perhatian khusus untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, pemerintah tetap optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang telah disahkan oleh DPR, pemerintah meyakini bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,2%. Optimisme ini didasarkan pada berbagai indikator positif yang telah dicapai selama masa pemerintahan Jokowi.