Jakarta – Pemerintah Iran menegaskan bahwa mereka tidak akan mengirimkan pasukan ke Lebanon atau Gaza untuk menghadapi Israel. Pernyataan ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Iran pada hari Senin (30/9), di tengah serangan Israel yang menargetkan sekutu-sekutu Iran di wilayah tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang disebut sebagai “poros perlawanan”. Jaringan kelompok militan yang bersekutu dengan Iran di wilayah tersebut, termasuk di Suriah, Yaman, dan Irak, menjadi target utama serangan ini.
Serangan Israel di Beirut, ibu kota Lebanon, pada hari Jumat lalu menewaskan Hassan Nasrallah, pemimpin kelompok bersenjata Hizbullah. Hizbullah telah dipersenjatai dan dibiayai oleh Iran selama bertahun-tahun. Kematian Nasrallah menjadi pukulan besar bagi kelompok tersebut dan sekutu-sekutunya.
Meskipun demikian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Kanani, bersumpah bahwa Israel “tidak akan dibiarkan tanpa teguran dan hukuman atas kejahatan yang telah dilakukannya terhadap rakyat Iran, personel militer, dan pasukan perlawanan”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Iran tidak akan tinggal diam atas tindakan Israel, meskipun tidak akan mengerahkan pasukan secara langsung.
Pada hari Senin (30/9), Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengunjungi kantor Hizbullah di Teheran untuk memberi penghormatan kepada Nasrallah. Kunjungan ini menunjukkan dukungan penuh Iran terhadap Hizbullah dan menegaskan komitmen mereka untuk terus mendukung kelompok tersebut.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki keputusan akhir dalam semua masalah negara, telah bersumpah bahwa kematian Nasrallah “tidak akan sia-sia”. Wakil Presiden Pertama Mohammad Reza Aref juga menegaskan bahwa kematian Nasrallah akan membawa “kehancuran” bagi Israel.