Jakarta – Pemimpin kelompok milisi Hamas, Yahya Sinwar, dilaporkan buru-buru berpindah tempat setelah pemimpin milisi Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, tewas akibat serangan Israel. Menurut laporan Al Arabiya pada Sabtu (28/9), Sinwar telah dipindahkan dari lokasi semula di Jalur Gaza. Sejak awal, Sinwar memang sudah berada di Gaza, Palestina.
Al Arabiya juga melaporkan bahwa sistem keamanan Sinwar telah diubah dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, ada larangan bagi para pemimpin Hamas untuk berhenti berkomunikasi dengan pejabat tinggi di luar Gaza. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan dan menghindari potensi ancaman lebih lanjut.
Hamas juga memutuskan untuk membatalkan seluruh pertemuan di Lebanon hingga waktu yang belum ditentukan. Keputusan ini diambil sebagai langkah pencegahan setelah serangan yang menewaskan Nasrallah. Menurut KAN, komunikasi di antara pejabat Hamas saat ini juga dibatasi hanya dalam bentuk pesan teks, untuk mengurangi risiko penyadapan dan kebocoran informasi.
Serangan Israel pada Jumat (27/9) di ibu kota Beirut, Lebanon, menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Nasrallah tewas setelah Israel menjatuhkan puluhan bom ke lokasi markas bawah tanah Hizbullah. Serangan ini merupakan bagian dari operasi militer yang telah direncanakan dengan matang oleh Israel.
Tiga pejabat senior keamanan Israel mengungkapkan bahwa Negeri Zionis sudah mengetahui lokasi keberadaan Hizbullah sejak berbulan-bulan sebelum serangan dilancarkan. Informasi ini menunjukkan bahwa serangan tersebut bukanlah tindakan spontan, melainkan hasil dari operasi intelijen yang panjang dan terencana.
Pembunuhan Nasrallah disebut baru diputuskan awal pekan lalu. Israel merasa hanya memiliki sedikit waktu sebelum sang pemimpin Hizbullah pergi ke tempat lain.
