Jakarta – Dalam kancah politik Sumatera Utara yang penuh gejolak, calon gubernur nomor urut 2, Edy Rahmayadi, mengungkapkan pandangannya mengenai peran Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam perjalanan karier Bobby Nasution, yang juga merupakan menantu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Edy, yang pernah menjabat sebagai Pangkostrad, menggambarkan PDIP sebagai pihak yang telah membesarkan Bobby, namun kini merasa seperti diterkam oleh anak harimau yang mereka pelihara.
Menjelang Pemilihan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menceritakan pengalamannya dipanggil oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, untuk bertemu dengan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, di Jakarta. Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas berbagai isu terkait Pilgub Sumut. Dalam kesempatan itu, Edy mengungkapkan bahwa jajaran PDIP menekankan pentingnya untuk tidak mengecewakan Megawati dalam proses pemilihan tersebut.
Edy Rahmayadi menyoroti hubungan yang kompleks antara PDIP dan Bobby Nasution. Menurutnya, PDIP telah memberikan kontribusi signifikan dalam membesarkan nama Bobby di kancah politik. Namun, situasi ini diibaratkan Edy seperti memelihara anak harimau yang pada akhirnya justru menerkam pihak yang merawatnya. Analogi ini menggambarkan ketegangan yang mungkin terjadi dalam hubungan politik yang melibatkan kepentingan dan strategi yang berbeda.
Dalam konteks politik Sumatera Utara, pernyataan Edy Rahmayadi menambah warna dalam persaingan menuju kursi gubernur. Dengan latar belakang militer dan pengalaman sebagai Pangkostrad, Edy membawa perspektif yang berbeda dalam melihat peran partai politik dalam membentuk karier seorang tokoh. Pernyataan ini juga mencerminkan dinamika politik yang sering kali melibatkan hubungan yang rumit antara individu dan partai politik.