Jakarta – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) melontarkan kecaman tajam terhadap Israel setelah negara tersebut menyematkan label “persona non grata” kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Langkah ini diambil oleh Israel setelah menilai Guterres tidak cukup tegas dalam mengutuk serangan rudal yang dilancarkan Iran ke wilayahnya. DK PBB menilai tindakan Israel ini sebagai upaya yang kontraproduktif dalam mendelegitimasi pekerjaan badan dunia tersebut.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, pada Rabu lalu mengumumkan bahwa Guterres tidak diizinkan memasuki Israel. Keputusan ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat setelah Iran meluncurkan ratusan rudal ke Israel. Israel menuduh bahwa ribuan pekerja PBB memiliki hubungan dengan kelompok milisi Palestina seperti Hamas dan Jihad Islam, meskipun tuduhan ini belum didukung dengan bukti konkret oleh Israel.
Negara-negara seperti Prancis dan Inggris dengan cepat memberikan dukungan kepada Guterres, menentang keputusan Israel. Pernyataan dari Dewan Keamanan PBB ini juga menandai pertama kalinya Amerika Serikat, sekutu utama Israel, memberikan dukungan kepada pemimpin PBB tersebut. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran dalam dinamika diplomatik di antara negara-negara besar.
Setelah dinyatakan sebagai “persona non grata”, Guterres mengecam serangan Iran ke Israel dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York. Dalam kesempatan tersebut, Guterres juga mengkritik operasi militer Israel di Jalur Gaza, yang ia sebut sebagai “operasi militer paling mematikan dan paling menghancurkan” selama masa jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal.