Jakarta – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan kesiapan mereka untuk merespons serangan rudal yang dilancarkan Iran ke wilayah Israel pada awal Oktober 2024. Serangan ini menandai peningkatan ketegangan di kawasan tersebut, dengan lebih dari 200 rudal yang ditembakkan oleh Iran.
Seorang pejabat IDF yang enggan disebutkan namanya menegaskan bahwa tindakan Iran tersebut melanggar hukum internasional dan menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan warga sipil Israel. Namun, pejabat tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai kapan dan bagaimana balasan terhadap Iran akan dilakukan.
Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan bahwa militer Israel telah menyatakan bahwa respons mereka akan bersifat ‘signifikan’. Pernyataan ini menunjukkan bahwa Israel tidak akan tinggal diam menghadapi serangan yang dianggap sebagai provokasi serius.
Serangan rudal Iran pada 1 Oktober lalu diduga sebagai balasan atas pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang terjadi pada 27 September. Iran menuduh Israel sebagai dalang di balik pembunuhan tersebut, yang memicu peluncuran rudal hipersonik dan balistik ke arah Israel.
Sebagian besar rudal yang diluncurkan oleh Iran berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome. Namun, beberapa rudal berhasil mencapai target dan menghantam pangkalan militer Israel. Meski demikian, laporan menyebutkan bahwa serangan tersebut tidak menyebabkan kerusakan besar atau korban jiwa.
Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengklaim bahwa 90 persen dari rudal yang mereka luncurkan berhasil mengenai sasaran di Israel, termasuk sistem pertahanan Iron Dome dan pangkalan militer. Salah satu dampak dari serangan ini adalah kerusakan yang terjadi di pangkalan jet tempur tercanggih milik Israel di Nevatim.
