Jakarta – Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, yang akrab disapa Bamsoet, mengundang masyarakat kelas menengah untuk meningkatkan konsumsi pada produk-produk terkait hobi otomotif. Ajakan ini disampaikan Bamsoet saat membuka pameran Indonesia Modification Expo (IMX) yang berlangsung pada Jumat (4/10) di ICE, BSD, Banten.
Dalam pidatonya, Bamsoet mengungkapkan bahwa populasi kendaraan di jalan raya Indonesia telah mencapai 160 juta unit. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 persen dimiliki oleh masyarakat kelas menengah dengan pendapatan bulanan antara Rp2,5 juta hingga Rp6,5 juta. Bamsoet menekankan pentingnya peran kelas menengah dalam menggerakkan roda ekonomi, terutama melalui konsumsi barang-barang modifikasi otomotif.
Kelas menengah, yang berada di antara kelas pekerja dan kelas atas, memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menikmati kemewahan kecil. Namun, sejak 2019 hingga 2024, daya beli kelas menengah mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini menjadi perhatian serius karena pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada konsumsi domestik.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada 2019, jumlah kelas menengah mencapai 57,33 juta orang atau 21,45 persen dari total penduduk. Namun, angka ini terus menurun menjadi 53,83 juta atau 19,82 persen, dan pada 2023, jumlahnya kembali turun menjadi 48,27 juta atau 17,44 persen. Pada 2024, diperkirakan jumlahnya akan menyusut lagi menjadi 47,85 juta atau 17,13 persen.
Menurut Bank Dunia, kriteria kelas menengah adalah individu dengan pengeluaran antara 3,5 hingga 17 kali garis kemiskinan, yaitu sekitar Rp2.040.262 hingga Rp9.909.844 per kapita per bulan. Sementara itu, mereka yang menuju kelas menengah memiliki pengeluaran antara 1,5 hingga 3,3 kali garis kemiskinan, atau sekitar Rp874.398 hingga Rp2.040.262 per kapita per bulan.