Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini mengungkapkan pandangan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi kekuatan ekonomi besar di dunia. Dalam pernyataannya, Jokowi menjelaskan bahwa saat ini terjadi pergeseran kekuatan ekonomi dari Barat ke Asia. Pergeseran ini dipengaruhi oleh laju pertumbuhan ekonomi dan dinamika geopolitik yang berkembang di berbagai negara.
Namun demikian, Jokowi mengingatkan bahwa untuk mencapai status sebagai kekuatan ekonomi besar di Asia, Indonesia harus menghadapi berbagai tantangan. Ada banyak syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, Jokowi mengajak masyarakat untuk tetap optimis agar Indonesia dapat menjadi salah satu negara superpower di Asia.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia adalah perlambatan ekonomi global. Saat ini, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih berada di kisaran 2,7 hingga 2,8 persen. Selain itu, peningkatan tensi geopolitik juga menjadi tantangan yang signifikan. Konflik seperti perang antara Ukraina dan Rusia, agresi Israel terhadap Palestina, ketegangan antara Israel dan Lebanon, serta konflik terbaru antara Iran dan Israel, semuanya berkontribusi pada ketidakstabilan geopolitik yang dapat mempengaruhi perekonomian global.
Selain tantangan eksternal, perubahan iklim juga menjadi isu penting yang harus dihadapi oleh setiap negara, termasuk Indonesia. Perubahan iklim memiliki dampak yang luas dan memerlukan antisipasi serta tindakan nyata dari sekarang untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap perekonomian dan kehidupan masyarakat.
Di dalam negeri, Jokowi menyoroti pentingnya meningkatkan produktivitas sebagai salah satu upaya untuk menghadapi tantangan ekonomi. Menurutnya, Indonesia memiliki modal besar berupa pertumbuhan ekonomi yang stabil di atas 5 persen. Selain itu, inflasi yang terkendali di angka 2-3 persen juga menjadi modal penting bagi perekonomian Indonesia.
Jokowi juga menekankan pentingnya optimisme konsumen dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada di level optimis 124,4 menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kepercayaan terhadap perekonomian. Selain itu, tren peningkatan indeks pengeluaran juga menjadi indikator positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.