Jakarta – Sundoyo, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), menegaskan dedikasi lembaganya dalam mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas di tengah dinamika demografi yang terus berubah. Salah satu strategi yang diusung adalah menjaga keseimbangan Angka Kelahiran Total (TFR) nasional pada angka 2,10. Langkah ini dianggap krusial untuk menjamin pertumbuhan populasi yang seimbang dan berkelanjutan.
Sundoyo menyoroti pentingnya intervensi di provinsi atau kabupaten/kota yang masih memiliki kesenjangan TFR tinggi. Tujuannya adalah agar keluarga berkualitas dapat tersebar merata di seluruh penjuru Indonesia, sehingga negara ini siap menyongsong era Indonesia Emas 2045. Dengan pemerataan kualitas keluarga, diharapkan Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi secara optimal.
Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, Sundoyo menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Gizi Nasional (BGN). BGN saat ini menjalankan program makan bergizi gratis yang dinilai sangat penting dalam upaya menekan angka stunting. Sundoyo berharap semua pihak dapat mendukung inisiatif ini demi menciptakan generasi yang sehat dan kuat.
Dalam upaya menangani stunting, yang menjadi salah satu tanggung jawab BKKBN, Sundoyo mengungkapkan bahwa saat ini sedang dilakukan kajian penurunan stunting selama tahun 2024. Hasil kajian ini akan dijadikan dasar untuk kebijakan intervensi stunting pada tahun 2025. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam menurunkan angka stunting di Indonesia.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa program makan bergizi gratis yang direncanakan akan dilaksanakan pada Januari 2025 memerlukan mekanisme pelaksanaan yang matang. Program ini menyasar anak sekolah dari jenjang SD hingga SMA, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita. Dengan cakupan yang luas, program ini diharapkan dapat menyelesaikan semua tahapan pertumbuhan dengan baik.
Dadan Hindayana menegaskan bahwa jika salah satu unsur dari program tersebut tidak diintervensi, hasil yang diharapkan tidak akan maksimal. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang erat dan menyeluruh dari semua pihak terkait.