Jakarta – Israel kembali menggempur wilayah Gaza utara dengan serangan udara, tepatnya di kawasan permukiman warga Palestina di Beit Lahia. Serangan ini menelan korban jiwa sebanyak 73 orang, termasuk wanita dan anak-anak, sebagaimana dilaporkan oleh kantor media pemerintah Gaza. Meskipun serangan ini diklaim menargetkan kelompok Hamas, dampaknya justru dirasakan oleh penduduk sipil yang menghuni daerah padat tersebut.
Bassal, seorang saksi mata, mengungkapkan bahwa masih ada korban yang terperangkap di bawah puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan tersebut. Serangan yang terjadi pada Sabtu malam (19/10) ini menghancurkan tempat tinggal beberapa keluarga, menambah panjang derita warga sipil di Gaza.
Militer Israel membantah jumlah korban yang dilaporkan oleh otoritas Gaza. Mereka mengklaim bahwa angka-angka tersebut tidak sesuai dengan data yang dimiliki oleh IDF (Israel Defense Forces), termasuk jenis amunisi yang digunakan dan keakuratan serangan terhadap target yang disebut sebagai teror Hamas. Namun, hingga kini, tidak ada rincian lebih lanjut mengenai siapa sebenarnya target dari serangan tersebut.
Israel telah bersumpah untuk menghentikan militan Hamas yang berusaha berkumpul kembali di Gaza utara. Pada 6 Oktober, Israel melancarkan serangan udara dan darat besar-besaran, memperketat pengepungan di daerah yang dilanda perang ini. Akibatnya, puluhan ribu orang terpaksa mengungsi, meninggalkan rumah dan harta benda mereka demi keselamatan.
Sebelum serangan terbaru ini, serangan Israel di Gaza utara telah menewaskan lebih dari 400 orang. Angka ini disampaikan oleh Bassal pada Sabtu sebelumnya, menyoroti betapa parahnya dampak konflik yang berkepanjangan ini terhadap warga sipil di Gaza.