Jakarta – Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, menekankan bahwa partainya memilih untuk tidak mengambil jatah kursi menteri dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Keputusan ini diambil sebagai bentuk komitmen Nasdem terhadap pendidikan politik yang berlandaskan idealisme dan kejujuran, serta menolak pragmatisme politik.
Surya Paloh mengungkapkan bahwa meskipun Partai Nasdem mendapatkan tawaran kursi menteri dari Presiden Prabowo, partainya dengan tegas menolak tawaran tersebut.
Menurut Surya, saat ini adalah momen yang tepat bagi Partai Nasdem untuk memberikan pelajaran berharga kepada masyarakat mengenai pentingnya moral dan proses pendidikan politik yang bersih dari kepentingan pribadi. Nasdem ingin menegaskan bahwa politik bisa dijalankan tanpa mahar, dan tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang luhur.
Surya menambahkan bahwa persepsi publik terhadap institusi politik selama ini cenderung negatif, di mana politik sering kali dianggap hanya sebagai ajang perebutan kekuasaan. Partai Nasdem berusaha untuk mengubah pandangan tersebut dengan menunjukkan bahwa politik bisa dijalankan dengan konsistensi idealisme dan kejujuran.
Keputusan Nasdem untuk menolak kursi menteri ini juga merupakan upaya untuk menolak pragmatisme yang sering kali mengorbankan nilai-nilai idealisme. Surya Paloh menegaskan bahwa partainya lebih memilih untuk fokus pada pendidikan politik yang dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.