Jakarta – Pada Sabtu dini hari (26/10), Israel melancarkan serangan militer ke Iran yang mengakibatkan tewasnya empat tentara Iran. Serangan ini menambah ketegangan di kawasan Timur Tengah yang sudah lama bergejolak. Kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim, melaporkan bahwa meskipun serangan tersebut berhasil ditangkis oleh markas pertahanan udara Iran, tetap saja menimbulkan “kerusakan terbatas.”
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, merespons serangan ini dengan tegas. Dalam pernyataannya, Pezeshkian menegaskan bahwa Iran tidak gentar menghadapi tindakan agresif semacam ini. Ia juga memberikan penghormatan kepada para korban yang gugur dalam serangan tersebut, menyebut mereka sebagai pahlawan yang mengorbankan nyawa demi membela tanah air. Pezeshkian menyampaikan belasungkawa kepada Angkatan Darat, para penyintas, dan seluruh rakyat Iran atas kehilangan yang dialami.
Pezeshkian menambahkan bahwa serangan Israel berhasil digagalkan oleh sistem pertahanan udara terpadu Iran. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa tindakan agresif Israel tersebut hanya menyebabkan kerusakan terbatas pada beberapa lokasi. Pernyataan ini menunjukkan kesiapan dan kemampuan Iran dalam menghadapi ancaman dari luar.
Sebelumnya, Iran telah memberikan peringatan keras kepada Israel untuk tidak melakukan serangan terhadap wilayahnya. Namun, Israel tetap melancarkan serangan ke beberapa lokasi militer di Teheran, Khuzestan, dan Ilam. Tindakan ini semakin meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Angkatan Pertahanan Udara Iran menyatakan bahwa serangan Israel ini menambah ketegangan di Timur Tengah. Situasi ini memicu kekhawatiran akan kemungkinan eskalasi konflik yang lebih luas di kawasan tersebut. Ketegangan antara kedua negara ini telah berlangsung lama dan sering kali memicu ketidakstabilan regional.
Iran, melalui Kementerian Luar Negeri, menegaskan bahwa mereka berhak melakukan serangan balasan sebagai bentuk pembelaan diri. Mereka mengacu pada Pasal 51 Piagam PBB yang memberikan hak kepada negara untuk membela diri dari serangan.