Jakarta – Presiden Rusia, Vladimir Putin, belum memiliki rencana konkret untuk menciptakan mata uang khusus bagi negara-negara anggota BRICS. Proses pembentukan mata uang BRICS ini memerlukan waktu yang panjang dan menghadapi tantangan yang tidak mudah diatasi.
Menurut Tolchenov, saat ini semua negara anggota BRICS masih mengandalkan mata uang nasional masing-masing atau menggunakan dolar Amerika Serikat dalam aktivitas ekonomi antar anggota. Meskipun demikian, Tolchenov menegaskan bahwa pembentukan mata uang BRICS tetap memungkinkan jika ada kerja sama erat di antara negara-negara anggota.
Tolchenov juga mengungkapkan bahwa ada beberapa negara yang aktif mendorong pembentukan mata uang BRICS. Negara-negara tersebut adalah Brasil, India, dan Arab Saudi. Ketiga negara ini, menurut Tolchenov, mendukung penuh upaya kerja sama untuk menciptakan mata uang yang dapat digunakan secara bersama oleh negara-negara anggota BRICS.
Sebelumnya, beredar unggahan di media sosial yang mengklaim adanya pembentukan mata uang BRICS. Unggahan ini muncul setelah Konferensi Tingkat Tinggi BRICS ke-16 di Kazan, Rusia, yang berlangsung pada 24 Oktober lalu. Dalam unggahan tersebut, terlihat foto uang kertas yang diklaim sebagai mata uang BRICS, lengkap dengan bendera negara-negara anggota.
Namun, setelah dilakukan konfirmasi, unggahan tersebut ternyata tidak benar. Juru bicara istana Kremlin, Dmitry Peskov, menjelaskan bahwa uang kertas tersebut hanyalah simbolis dan diberikan oleh salah satu peserta KTT BRICS 2024 di Rusia. Peskov menambahkan bahwa unggahan tersebut sudah lama beredar sebelum KTT BRICS ke-16 di Kazan dilaksanakan.
Peskov juga menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada pengumuman resmi dari Rusia atau negara-negara BRICS lainnya mengenai pembentukan mata uang baru.
