/

Netanyahu Dihujani Teriakan ‘Memalukan’ di Tengah Pidato!

1 min read
WASHINGTON, DC - JULY 24: Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu addresses a joint meeting of Congress in the chamber of the House of Representatives at the U.S. Capitol on July 24, 2024 in Washington, DC. Netanyahu’s visit occurs as the Israel-Hamas war reaches nearly ten months. A handful of Senate and House Democrats boycotted the remarks over Israel’s treatment of Palestine. (Photo by Kent Nishimura/Getty Images)

Yerusalem – Dalam sebuah acara peringatan yang digelar untuk mengenang korban serangan Hamas setahun silam, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghadapi gangguan dari para demonstran yang hadir. Insiden ini terjadi pada Minggu (27/10) waktu setempat, dan dilaporkan oleh Al Jazeera pada Senin (28/10/2024).

Acara yang berlangsung di pemakaman militer Gunung Herzl, Yerusalem, ini menjadi saksi ketika Netanyahu harus menghentikan pidatonya. Beberapa penonton yang hadir meneriakkan protes, menyela pidato Netanyahu selama lebih dari satu menit. Tayangan langsung dari lokasi menunjukkan para demonstran meneriakkan kalimat seperti “Anda memalukan” kepada Netanyahu, yang memicu keributan di tempat tersebut.

Keributan yang terjadi memaksa Netanyahu untuk menghentikan pidatonya sesaat setelah ia mulai berbicara. Salah satu demonstran bahkan berulang kali berteriak, “Ayah saya dibunuh,” menambah ketegangan di lokasi acara. Menurut laporan The Times of Israel, awalnya acara peringatan ini tidak menyertakan pidato dari anggota keluarga korban serangan Hamas, karena dikhawatirkan akan mengkritik pemerintah.

Berita Lainnya  Macron Sindir Netanyahu! Israel Hanya Ada Berkat PBB?

Namun, setelah keributan terjadi, keluarga korban akhirnya diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato mereka. Hal ini menunjukkan adanya tekanan dari publik untuk memberikan suara kepada mereka yang terdampak langsung oleh serangan tersebut.

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, memicu perang berkepanjangan di Jalur Gaza. Lebih dari 250 orang diculik dan disandera oleh Hamas dan militan Gaza lainnya. Setahun setelah perang, dilaporkan bahwa 100 sandera masih berada di Jalur Gaza.

Tekanan publik dan diplomatik terhadap pemerintahan Netanyahu semakin meningkat. Banyak pihak mendesak pemerintah untuk melakukan lebih banyak upaya dalam mencapai kesepakatan demi pembebasan para sandera yang masih ditahan. Keluarga sandera, bersama sejumlah pemimpin negara Barat, telah meminta pemerintah Israel untuk mencapai kesepakatan setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, di Jalur Gaza pada akhir September lalu.

Berita Lainnya  Dialog di Radio Suara Muslim, LaNyalla Disinggung soal Puasa Daud

Netanyahu menghadapi kritik dari berbagai pihak di Israel. Para pengkritiknya menuduhnya menghalangi upaya mediasi gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

Berita Terbaru

Mengenai Kami

Haluan.co adalah bagian dari Haluan Media Group yang memiliki visi untuk mencerdaskan generasi muda Indonesia melalui sajian berita yang aktual dan dapat dipercaya

Alamat
Jalan Kebon Kacang XXIX Nomor 02,
Tanah Abang, Jakarta Pusat
—–
Lantai IV Basko Grandmall,
Jl. Prof. Hamka Kota Padang –
Sumatera Barat

 0813-4308-8869
 [email protected]

Copyright 2023. All rights reserved.
Haluan Media GroupÂ