Jakarta – Indonesia kini telah menjadi mitra strategis dalam organisasi BRICS, sebuah langkah signifikan yang menandai peningkatan peran negara ini dalam arena kerja sama internasional. Informasi ini diungkapkan melalui unggahan akun X @BRICSinfo, yang secara konsisten membagikan informasi terkait organisasi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Selain Indonesia, sejumlah negara lain juga dilaporkan menjadi mitra baru BRICS. Negara-negara tersebut antara lain Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam. Langkah ini menunjukkan upaya BRICS untuk memperluas jangkauan dan pengaruhnya di kancah global.
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyatakan keinginan Indonesia untuk bergabung sebagai anggota penuh BRICS dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia, pada Kamis (24/10). Sugiono menekankan bahwa forum ini dapat menjadi kekuatan untuk persatuan dan solidaritas di antara negara-negara Global South. BRICS juga dianggap dapat berfungsi sebagai perekat untuk mempererat kerja sama di antara negara-negara berkembang.
BRICS adalah forum kerja sama di antara sejumlah negara berkembang terkemuka. Nama BRICS diambil dari huruf pertama negara anggotanya, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Istilah BRIC pertama kali dicetuskan oleh Ekonom Goldman Sachs, Jim O’Neill, dalam sebuah makalah penelitian pada 2001. Ia berpendapat bahwa pertumbuhan negara-negara Brasil, Rusia, India, dan Cina siap untuk menantang dominasi negara-negara G7.
Pada 2009, Rusia menyerukan pertemuan keempat negara tersebut, yang menjadi KTT BRIC resmi pertama. Setahun kemudian, Afrika Selatan bergabung dengan blok tersebut atas undangan dari China, sehingga nama BRIC berubah menjadi BRICS.
BRICS dibentuk dengan tujuan untuk mengoordinasikan kebijakan ekonomi dan diplomatik para anggotanya, mendirikan lembaga-lembaga keuangan baru, dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Blok ekonomi ini bukanlah organisasi formal seperti OPEC, melainkan blok ekonomi non-Barat yang berupaya mencapai tujuan bersama.
Negara-negara BRICS berusaha membangun alternatif terhadap dominasi sudut pandang Barat dalam kelompok multilateral utama, seperti Bank Dunia, G7, dan Dewan Keamanan PBB. Dengan demikian, BRICS berperan penting dalam menciptakan keseimbangan kekuatan di panggung internasional.
Pada KTT 2023, anggota BRICS bertambah dengan undangan yang diberikan kepada enam negara, yaitu Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA). Namun, setelah Javier Milei menjadi presiden Argentina, ia mengumumkan bahwa negaranya tidak akan bergabung dengan BRICS. Meskipun demikian, negara-negara lain akan resmi menjadi anggota pada 2024. Nama BRICS+ terkadang digunakan untuk menggambarkan perluasan anggota blok tersebut.