Jakarta – Dalam upaya memperkokoh ketahanan pangan nasional, pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana fantastis sebesar Rp139,4 triliun untuk tahun 2025. Anggaran ini akan disalurkan ke berbagai kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU).
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa anggaran ini dirancang untuk mendukung target swasembada pangan yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2028-2029. Ia menekankan pentingnya koordinasi yang baik dalam alokasi anggaran ini agar dapat mendukung pencapaian target tersebut.
Sebagian besar dari anggaran ini, yaitu sebesar Rp44 triliun, akan dialokasikan untuk pengadaan pupuk yang akan dikelola oleh PT Pupuk Indonesia (Persero), sebuah perusahaan pelat merah. Selain itu, Kementerian PU akan bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran untuk pembangunan infrastruktur seperti bendungan dan irigasi. Sementara itu, sektor perikanan, termasuk pengembangan rumput laut dan ikan, akan berada di bawah pengawasan KKP.
Zulkifli Hasan juga mengungkapkan bahwa dana desa sebesar Rp16,259 triliun akan dialokasikan untuk mendukung ketahanan pangan di tingkat lokal. Hal ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan dari akar rumput dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
Rapat koordinasi yang dihadiri oleh Wakil Menteri Keuangan dan pejabat tinggi Kementerian Keuangan bertujuan untuk menyatukan visi dan langkah dalam pelaksanaan program ketahanan pangan di berbagai instansi terkait. Koordinasi ini diharapkan dapat memastikan bahwa setiap kementerian dan lembaga dapat berkontribusi secara efektif dalam mencapai tujuan ketahanan pangan nasional.
Selain dana desa, pemerintah juga mengalokasikan hampir Rp20 triliun untuk mendukung ketahanan pangan di daerah-daerah di luar dana desa. Anggaran ini diharapkan dapat memperkuat program ketahanan pangan hingga ke level regional, memastikan bahwa setiap daerah memiliki cadangan pangan yang memadai dan dapat mengatasi tantangan pangan yang mungkin timbul.