Intel Gagal Akuisisi Nvidia: Alasan Mengejutkan di Baliknya!

1 min read

Jakarta – Dua dekade silam, tepatnya pada tahun 2005, CEO Intel saat itu, Paul Otellini, mengusulkan rencana ambisius untuk mengakuisisi Nvidia. Namun, ide tersebut ditolak mentah-mentah oleh dewan direksi Intel. Pada masa itu, nilai Nvidia diperkirakan mencapai USD 20 miliar, dan Otellini berusaha keras meyakinkan dewan direksi untuk menyetujui langkah strategis tersebut.

Meskipun angka USD 20 miliar tampak kecil dibandingkan dengan kapitalisasi pasar Nvidia saat ini yang melampaui USD 3 triliun, pada tahun 2005, jumlah tersebut merupakan investasi besar bagi Intel. Namun, dewan direksi Intel menolak proposal tersebut karena fokus perusahaan saat itu adalah pada pengembangan arsitektur x86 untuk CPU PC.

Seorang sumber yang dikutip oleh New York Times menyatakan bahwa Intel melewatkan kesempatan emas untuk mengakuisisi Nvidia. Pada masa itu, Intel dikenal sebagai pemimpin dalam industri pembuatan chip. Beberapa anggota dewan direksi sebenarnya menyadari potensi besar dari GPU di masa depan, terutama dalam pasar enterprise dan data center. Namun, suara mereka tidak cukup kuat untuk mempengaruhi keputusan dewan secara keseluruhan.

Berita Lainnya  Intel Temukan Cara Gila Atasi Krisis Keuangan!

Paul Otellini akhirnya memilih untuk tidak memaksakan rencananya setelah menghadapi penolakan. Keputusan ini mungkin menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Intel, mengingat potensi besar yang bisa diraih jika akuisisi Nvidia berhasil. Namun, penolakan dewan direksi Intel bukan tanpa alasan. Intel memiliki catatan buruk dalam hal merger dan akuisisi, dan nilai akuisisi sebesar USD 20 miliar akan menjadi yang terbesar dalam sejarah perusahaan.

Pada era tersebut, Intel dikenal sebagai perusahaan yang sangat kuat dan dominan. Seorang eksekutif Intel bahkan pernah menggambarkan perusahaan sebagai “organisme sel terbesar di Bumi,” menandakan budaya perusahaan yang sangat tertutup terhadap pengembangan teknologi di luar arsitektur x86. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan dewan direksi untuk menolak akuisisi Nvidia.

Berita Lainnya  iPhone 16 Dilarang di Indonesia? Ini Alasannya!

Kini, situasi telah berubah drastis. Valuasi Nvidia telah melampaui USD 3 triliun, atau 30 kali lipat dari valuasi Intel yang kini mengalami kesulitan. GPU, yang menjadi kekuatan utama Nvidia, telah menjadi komponen vital dalam akselerasi kecerdasan buatan (AI), yang menjadi kunci kesuksesan Nvidia di pasar global.

Berita Terbaru

Mengenai Kami

Haluan.co adalah bagian dari Haluan Media Group yang memiliki visi untuk mencerdaskan generasi muda Indonesia melalui sajian berita yang aktual dan dapat dipercaya

Alamat
Jalan Kebon Kacang XXIX Nomor 02,
Tanah Abang, Jakarta Pusat
—–
Lantai IV Basko Grandmall,
Jl. Prof. Hamka Kota Padang –
Sumatera Barat

 0813-4308-8869
 [email protected]

Copyright 2023. All rights reserved.
Haluan Media Group 
https://journals.itb.ac.id/live88